Malam Minggu (3/2/2018), Jogja dipulas dengan kemeriahan Karnaval Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) 2018. Acara ini bukan milik eksklusif sekelompok etnis Tionghoa, tapi melebur sebagai pesta kegembiraan seluruh masyarakat Yogyakarta. Perhelatan ajang tahunan ini rupanya ingin menghadirkan Jogja sebagai kota yang ramah untuk semua kalangan, kota yang berharmoni dalam rajutan toleransi.
Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2018 menjadi perhelatan rutin memeriahkan Imlek yang sudah menginjak usia ke-13 kalinya. Sebagai kota yang dihuni masyarakat Tionghoa selama ratusan tahun, Jogja tentu tak ketinggalan untuk dipepaki dengan acara khas Imlek. Tersematkan identitas kota budaya yang istimewa, menjadikan Jogja begitu terbuka acara ini bisa digelar begitu akbar nan meriah. Kali ini PBTY dilaksanakan seminggu penuh dari 24 Februari hingga 2 Maret 2018 dengan tema "Harmoni Budaya Nusantara". PBTY dipusatkan di Kampung Ketandan, pecinannya Jogja dengan berbagai pertunjukan lintas budaya, kuliner dan kegembiraan yang inklusif.
Saya tak lama hadir di karnaval budaya ini dan merekam sejumput momen yang memikat atensi saya. Inilah sekilas warna-warni kemeriahan PBTY 2018.