Riwayat Uzur Rokok Sintren
Juni 15, 2016
Rokok Sintren asli Gombong.
|
Karena yang bekerja adalah para karyawan usia 60 tahun ke atas, sampai kapan rokok Sintren akan bertahan? Dari ribuan pekerja pada masa jayanya di dekade 70-80 an, kini hanya tinggal 100-an orang. Tak ada regenerasi. Tak ada rekruitmen, tapi juga tak ada pemecatan. Menyusutnya pekerja adalah karena pengunduran diri atau mati.
Karena yang menikmati adalah konsumen umur 60 tahun ke atas, hingga kapan
rokok Sintren akan terjaga? Dari yang pada 40-50 tahun lalu adalah pemuda bugar
hingga kini yang sudah jadi simbah sepuh lah yang setia mengisap Sintren.
Jarang ada generasi muda era kini yang mau menikmati rokok legendaris ini.
Berkurangnya pelanggan adalah karena tak ada generasi pengganti atau yang setia
telah mati.
Simbah Sanem paham diri bahwa hidup harus terus bergerak. Iya, tangannya harus aktif bergerak
membungkus 200-an batang per hari demi hidupnya agar tak lapuk dimakan usia.
Empat puluh tahun menjadi karyawan rokok
Sintren tak membuatnya ingin pensiun. Ia tetap ingin berkarya meski upah hanya
sekitar belasan ribu rupiah per hari. Pasti segala indranya sudah hafal
bagaimana meracik rokok secara mangkus dan sangkil.
Juragan simbah Sanem, Edi Hendrawanto paham usaha rokoknya terus menurun
tapi tetap perlu dijaga. Dia masih lebih muda dari mbah Sanem. Dia meneruskan
usaha Sintren dari bapaknya, The Gie Tjoan (Agus Subianto) yang merintis usaha
di tahun 50-an. Edy optimis rokoknya tetap bisa bertahan. Dengan harga Rp
2000-an per bungkus isi 10 batang, Sintren terjangkau untuk pelanggannya. Hemat
di zaman serba harga terus menanjak.
Saya hadir di Pabrik Rokok Sintren dalam rangka “heritage trail” Gombong. Kegiatan
wisata berbasis pengalaman ini digalakkan oleh Roemah Martha Tilaar dan KOPONG untuk
mengulik khasanah pusaka di kota yang dicintainnya. Gombong sesungguhnya punya
narasi sejarah yang kaya, hanya saja tak terungkap secara gamblang. Kota
pengembangan kolonial sejak abad 18 ini punya urunan penting dalam rentang histori
Indonesia. Ada benteng Van der Wijck, ada cerita Perang Diponegoro, ada jejak
Tionghoa, ada Rokok Siong dan sebagainya.
Sekilas awal, di Pabrik Rokok Sintren saya datang seperti berada di Panti
Jompo. Panorama Simbah-simbah sepuh berkarya tekun yang berpadu dengan bangunan
yang tampak kusam. Serangkaian ruang lalu saya lewati yang mengantar pada
pemahaman proses pembuatan rokok Sintren. Semua serba tradisional dan manual.
Dipandu Rasimin, saya melihat gudang penyimpanan tembakau, kemenyan, dan
kelembak, serta pemotongan kertas papir – kertas pembungkus rokok. Rasimin bisa
jadi adalah jantung kehidupan dari kualitas kenikmatan Sintren. Lelaki
kelahiran tahun 1950 ini adalah pengendali kualitas dari bahan tembakau, akar
kelembak serta yang akan diracik pada rokok Sintren. Dia pernah beberapa kali
mengajukan pengunduran diri, tapi sang bos terlalu menyayanginya. Rasiman tak
terganti bagi Sintren.
***
Sejujurnya, Sintren tak sepesimis yang terbayang pada arus zaman. Tahukah
bahwa rokok sintren ternyata juga disukai oleh saudara kita yang tak kasat
mata? Simaklah di tempat-tempat keramat di Jawa Tengah bagian selatan. Tahukah bahwa rokok siong itu ‘bermanfaat’
bagi panjang umur? Terlihatlah dengan bertahannya orang sepuh di desa masih bal
bul bal bul dengan siong. Tahukah bahwa rokok kelembak menyan itu berguna untuk
mencegah kanker? Khasiat pada kemenyan bagus sebagai anti kanker, juga khasiat
kelembak menyan sumurung untuk mencegah kanker satunya, yakni kantong kering, kan?
_________________________________________________________________________
Seputar Roemah Martha Tilaar Gombong, ceritanya bisa disimak di catatan perjalanan saya
-> Asa dan Nostalgia Roemah Martha Tilaar
_________________________________________________________________________
Seputar Roemah Martha Tilaar Gombong, ceritanya bisa disimak di catatan perjalanan saya
-> Asa dan Nostalgia Roemah Martha Tilaar
Tangan terampil, mulut menghisap. Kuat. |
Bersetia dengan monoton. |
Tangkas. |
Buku pelinting. |
Catatan harian. |
Rp 2.150 per bungkus. |
Tembakau dari Temanggung dan Magelang |
Persediaan. |
Kemenyan dari Tapanuli |
Bubuk kemenyan. |
Kelembak dari Wonosobo. |
Menata kertas papir |
Sepeda harapan. |
Timbangan. |
Kusam. |
Juragan Rokok Sintren |
Simbah yang tabah. |
Rasimin, pengendali kualitas |
Peserta jelajah pusaka Gombong. di Pabrik Rokok Sintren. |
Yang masih bertahan. Uzur. |
13 komentar
Rokok kretek kalo dipadu dengan kopi emang josss hahahhahhaaa; terlebih di daerah pantai :-D
BalasHapuswaah kretek ini mulainya dari pesisir utara jawa..
Hapusklo kelembak menyan di pesisir selatan Jawa yg ramai mas.. :D
Terenyuh kalau lihat empat usaha yang dijalankan turun-temurun dengan pekerja yang loyal tapi terhadang regenerasi. Sama seperti naib kebanyakan rumah batik di peisir utara Seperti Lasem salah satunya, belum ada regenerasi seolah menunggu mereka punah saja.
BalasHapusJadi ingin ke RMT lagi dan ikutan heritage trail mereka nih ^^
Semoga jangan sampai punah ya mas Halim..
Hapuskarya-karya rokok sintren, batik lasem padahal memberi warna pada perjalanan kota atau daerah. Kalau sampai punah, sayang banget dinamika ini akan putus..
Monggo main ke RMT lalu tinggal minta Pak Sigit. Besar kemungkinan dianter mas.. :D
tulisannya menarik dan enak dibaca, bikin saya pengin pulang kampung ke kebumen :)
BalasHapusyaah sayangnya gak kenalan pake nama kak.. tapi syukurlah Wong Kebumen.. Salam kenal..
HapusMelintingin 200 rokok per hari lumayan juga yak wkwk ... gambar di kertas rokoknya emang vintage banget yak :)
BalasHapuskalo yang pertama kali pasti lama banget dan bikin bosan. Lha mereka udah puluhan tahun, kecepatannya udh kayak mesin ja..
HapusAyok kak Timo jelajah Kebumen, lalu ambil kertas rokok Sintren.. :D
Tulisan yang bagus mas. jdi inget dulu jaman Sekolah suka satu angkot sama simbah2 pekerja rokok sintren..
BalasHapusKalo boleh tau alamat pabrik Rokok Sintren yg pasti dmn
BalasHapusApakah sampai saat ini masih produksi
Kalo boleh tau alamat pabrik Rokok Sintren yg pasti dmn
BalasHapusApakah sampai saat ini masih produksi
Tulisannya bagus mas, salut. :)
BalasHapusSalam Sehat.......
BalasHapusPada awalnya aku cuek sama yg namanya rokok klembak menyan Sintren , tapi simas yg lagi kerja di rumahku ududnya klembak menyan Sintren .....seolah menggodaku untuk jatuh cinta pd rokok tsb...
Ku coba jaluk sama simas sebatang ku isap dan ku rasarasa ,teRnyata...luar biasa......rasane ngjoosss.....bagi peroko berat kawakan. Seperti aku ini.
Mantaaap......dan kusuruh anakku untuk cari di online.....
Lantas pesan 1 slop......semoga cepat nyampaiiiiii....
Thank mbah......produk Rokok klembak menyan Sintren......
Semoga banyak yg tertarik dan bangkit lagi produknya Bosss.