Merah Putih Multinasional Newmont Nusa Tenggara
Februari 29, 2016Operasi PT NNT di Batu Hijau yang memberi manfaat untuk ekonomi lokal. |
Bekerja di panas, keras dan berdebunya site pertambangan telah jadi passion bagi sang dara manis Sumbawa, Ritawati.
Tak tanggung-tanggung, perempuan berusia 25 tahun ini menjadi pengemudi sang
raksasa yang gahar, Haul Truck Caterpillar 793C. Bayangkanlah, ia harus mengendalikan
truk pengangkut batuan tambang berbobot mati 383 ton dan bermuatan 240 ton. Saya
bagai liliput dijejerkan dengan truk tunggangannya yang bertinggi 6 meter,
lebar 7,5 meter dan panjang 13 meter.
“Saya sih asyik saja mengemudi Haul Truck ini.” ungkapnya tak ada kesan
canggung sama sekali pada si raksasa kuning.
Itot - panggilan populer Ritawati di site Batu Hijau – bekerja menjadi si ‘penakluk’ Haul Truck sejak 2013. Tak ada yang menyangka, awalnya ia adalah pegawai tata usaha di SMPN Sekongkang dan Pototano. Waktu mendaftar pun bungsu dari lima bersaudara ini belum memiliki SIM A dan tidak mahir mengemudikan kendaraan roda empat. Setelah bergabung PT Newmont Nusa Tenggara (NNT), ia dilatih intensif di Mine Training PT NNT. Dia pun berhasil menjadi salah satu dari ratusan supir Haul Truck yang 12 di antaranya adalah para wanita perkasa. Di site Batu Hijau, Itot bekerja selama 4 hari kerja 4 hari libur. Dalam sehari, dia bekerja selama 12 jam yang setiap 4 jamnya diwajibkan untuk istirahat.
Ritawati ialah salah satu potret dari putra-putri Sumbawa Barat yang
menjadi karyawan perusahaan multinasional yang bercokol di kampung halamannya. Ia
mengaku, menjadi karyawan PT NNT adalah sebuah kebanggaan dan berkah besar. Ia
bisa mandiri dan membantu perekonomian
keluarganya di Sekongkang.
Lalu lalang Haul Truck yang menebarkan debu. |
Setiap supir Haul Truck akan dilatih dan dites di simulator Mine Training. Peserta SMB pun berkesempatan mencoba. |
Siang itu, hari kedua Sustainable Mining Bootcamp PT NNT sungguh panas
menggosongkan kulit. Rasanya betul ungkapan khas Sumbawa yang katanya memiliki 9
matahari. Saya dan rekan bootcampers
memilih sejenak mengadem di kolong si raksasa 793 C yang sedang terparkir di tepi
Open pit Batu Hijau. Sementara itu, rekan-rekan kerja Itot sedang asyiknya
berlalu lalang ber-Haul Truck ria dengan membawa ribuan ton batuan tambang dari
dalam pit ke bagian crusher.
***
Setiap menyangka Perusahaan Multinasional, sering terbersit bahwa sebagian
besar karyawan adalah ekspatriat alias pekerja berwarga negara asing. Terlebih
untuk suatu perusahaan yang menggunakan teknologi tinggi dalam proses
pertambangan. Namun, saat berkunjung ke PT NNT yang perusahaan induknya
berbasis di Amerika Serikat, saya hampir tak menjumpai pekerja asing. Halo..
Dimana mereka para ekspatriat?
Kita perlu tahu bahwa PT NNT memiliki 3300 karyawan dan masih ditambah lagi
dengan lebih dari 6000 karyawan perusahaan kontraktor di Batu Hijau. Persentase
karyawan asing hanyalah 1 persen! Sembilan puluh sembilan persennya adalah berwarga
negara Indonesia. Bagusnya, 33 persen berasal dari daerah Sumbawa Barat dan
Sumbawa. Putra-putri Nusa Tenggara Barat lainnya menempati persentase 33 persen
jumlah karyawan PT NNT. Adapun sepertiga lainnya berasal dari putra-putri seluruh
Indonesia.
Dalam proporsi kepemilikan saham, warna merah putih semarak di dalam tubuh
PT NNT. Saat ini, sebanyak 44 persen saham PT NNT dimiliki oleh pihak
Indonesia, yang terdiri dari PT Multi Daerah Bersaing 24%, PT Pukuafu Indah
17,8%, PT Indonesia Masbaga Investama 2,2%.
Pihak asing yang membentuk Nusa Tenggara Partnership BV menguasai 56
persen saham PT NNT. Saat ini sedang dilakukan proses pelimpahan 7 persen saham
asing untuk menjadi saham yang dikuasai pihak nasional. Ke depannya, persentase
saham Indonesia di PT NNT akan menjadi 51 persen.
Pengenalan tambang oleh Budianto. Dia adalah salah satu putra terbaik Indonesia yang bekerja di PT NNT |
Sustainable Mining Bootcamp Batch V. Pengalaman berharga memahami dunia tambang Newmont. |
Para karyawan PT NNT yang didominasi masyarakat setempat sedang menunggu pergantian shift. |
Berbicara tentang kontribusi ekonomi, seringkali kita bias memandang perusahaan tambang multinasional di Indonesia hanya dilihat dari penguasaan saham nasional dan kontribusi pembayaran pajak. Mari kita lihat kontribusi tambang Batu Hijau dalam persentase pengeluarannya. Sebanyak 69 persen total pengeluaran PT NNT merupakan pengeluaran dalam negeri, adapun 31 persennya adalah pengeluaran luar negeri.
Saya menyimak 69 persen pengeluaran dalam negeri PT NNT dialokasikan 42,2
persennya untuk gaji karyawan, CSR dan pembelian dalam negeri. Sebanyak 23,53 %
dikontribusikan untuk pemerintah dalam bentuk pajak, non pajak dan royalti.
Adapun 3,4 persen diberikan kepada pemegam saham nasionak dalam bentuk dividen.
Berbicara pengeluaran luar negeri PT NNT yang sebesar 31 persen, sebanyak 7,05
% disetorkan dalam bentuk dividen pemegam saham asing dan 23,8% dibayarkan
dalam pembelian luar negeri terkait peralatan tambang.
Selain itu, keberadaan PT NNT harus diakui menjadi katalisator ekonomi di
Sumbawa Barat. Siapa yang tak kaget ketika mengetahui bahwa 90 persen PDRB
Sumbawa Barat dikontribusikan oleh PT NNT. Saat perusahaan multinasional ini tutup untuk
sementara di tahun 2014 karena masalah regulasi, Sumbawa Barat terkena
dampaknya. Perekonomian kabupaten di bagian paling barat Pulau Sumbawa pun
menjadi sejenak lesu. Dari informasi beberapa warga di lingkar tambang, saya jadi
tahu saat shutdown PT NNT, ekonomi di daerah yang mencakup tiga kecamatan:
Maluk, Sekongkang dan Jereweh, seperti mati suri.
Ikhsan, salah satu putra daerah kebanggaan Sumbawa yang mengikuti SMB Batch V. |
Aktivitas menenun di Kertasari, salah satu desa binaan PT NNT yang berada di luar lingkar tambang di Sumbawa Barat. |
Kota Maluk yang bergeliat tumbuh karena aktivitas PT NNT. |
Saya kini paham kenapa masyarakat Sumbawa Barat begitu ‘sayang’ terhadap
PT NNT. Dalam hal Dana CSR, setidaknya rata-rata per tahun digelontorkan Rp 50
miliar per tahun – lebih besar dari PAD Sumbawa Barat. Di tahun 2010, dana sebesar
USD 47 juta dollar diberikan ke daerah untuk membantu percepatan pembangunan
dan program pemberdayaan masyarakat. Jika kata salah satu Bootcampers yang merupakan pakar komunikasi
sosial, Dr. Muhammad Sulhan, “Newmont tak sekedar menambang alam, tapi juga perlu
menambang hati masyarakat.”
***
Saya hadir terpana di tepian sebuah lubang yang besar menganga. Ini bukan
alam yang menciptakan, tapi perusahan tambang PT NNT yang berulah melakukan.
Siapa yang tidak tercengang dengan luasnya open pit yang berdiameter 1,7 km dan
berkedalaman minus 245 meter di bawah permukaan air laut? Inipun masih akan
terus melebar, memanjang dan mendalam. Tempat saya berdiri ini, beberapa tahun
ke depan akan hilang. Pada tahun 2027, open pit Batu Hijau PT NNT akan
berdiameter 2,8 km dengan lubang terdalam minus 435 di bawah permukaan air
laut. Luar biasa!
Setiap tambang digalakkan, alam seperti berkorban. Namun, bukankah
kekayaan alam diperuntukkan untuk menopang kemajuan peradaban dan kesejahteraan?
Sang bijaklah yang bisa mendayagunakan ‘pengorbanan’ alam untuk kebermanfaatan
seluas-luasnya untuk masyarakat. PT NNT sadar
betul, ‘pengorbanan’ alam Sumbawa perlu dibalas dengan kesejahteraan masyarakatnya.
PT NNT membuka lapangan kerja dan memprioritaskan masyarakat sekitar tambang sebagai
karyawan. PT NNT memberi kontribusi ekonomi yang besar bagi Sumbawa dan Nusa
Tenggara Barat. PT NNT menjadi mercusuar kemajuan kawasan Sumbawa Barat yang
sebelumnya dipandang tertinggal.
Peserta SMB PT NNT Batch V sedang melihat open pit Batu Hijau di gardu pandang. |
Pak Miskun, petani jeruk di lingkar tambang PT NNT yang bisa mandiri berdaya. |
Menyaksikan langsung pengolahan ore menjadi konsentrat dan menyisakan tailing. |
Dari keberadaan PT NNT, Ritawati dan ribuan orang lain asli Sumbawa dan Nusa Tenggara Barat bisa hidup mapan tanpa perlu merantau ke negeri atau pulau seberang. Di kampung halamannya, ada ladang kesejahteraan mewujud tambang yang terus berkarya dengan kepedulian lokal. Namun, berjuta tanya mengembang? Seiring nanti open pit Batu Hijau telah selesai ditambang, ditutup hengkang, serta paripurna direklamasi dan direvegetasi, mampukah masyarakat berdaya mandiri melanjutkan kesejahteraan?
Inilah yang mesti dipikirkan, disiapkan oleh Ritawati dan kawan-kawannya.
Agar kehidupan yang bergelimang kesejahteraan terus lestari di Bumi Pariri Lema
Bariri…
Peserta SMB Batch V, Wulan sedang mengabadikan rekannya Rahel di site Batu Hijau. Ciiisss.... |
Persahabatan (?) antara dua insan dari tempat berlainan. Shouma dan Ikhsan. Gegara SMB Batch V. Di Air Terjun Perpas. |
Timothy menyesap keindahan sore Pantai Lawar yang berada di lingkar tambang PT NNT. |
Saya ibarat liliput di hadapan raksasa Haul Truck PT NNT. |
Mari terus menjelajah PT NNT. Simak kisah selanjutnya. |
37 komentar
Respek untuk orang-orang yang kerja jauh dari keluarga.
BalasHapusmerantau untuk menghidupi keluarga..
Hapuseh tapi di newmont batu hijau banyak orang kerja g perlu kerja jauh2 dari keluarga lho. banyak warga setempat yang bekerja di tambang..
pos ini keren!
BalasHapusterima kasih Ran..
Hapusterima kasih udah main ke blog saya.. Sering2 main ya..
Kak ... Kenapa dari itawati jadi itot??? Kalo nyebutnya kepleset nanti jadi itix loh. Ada cerita menariknya lah???
BalasHapusHarus nya kalo normal kan jadi ita atau Wati atau tawa
kak cumi ini memang suka kepo banget. haha
HapusItot itu singkatan Ritawati yang berotot.. *ngaco *tambahbikinbingung.
*kabuuur..
Kaka Iqbal, data sedetail itu untuk nulis dapat darimana sih, hebat banget. Tulisan dengan data detail tapi nggak kehilangan feel saat dibaca. Keren, bal...
BalasHapusbu dosen donna yang kece, makasih.. :D
Hapusdata-datanya dapet dari informasi yg diberikan PT NNT, keterangan narasumber dan pemberitaan di media.. tinggal dirangkai nyante biar g terkesan tulisan ilmiah, wkkwkwkw..
Aku gak nyangka Newmont kepikiran meng-hire mbak Itot jadi supir haul truck. Jadinya keren banget bahwa bekerja di lapangan tambang tak melulu lelaki. Kesereraan gender yang super tanpa ada noraknya :)
BalasHapusitu juga baru pertama saya jumpai Bunda Evi.. saya juga gak nyangka. Kesetaraan gender juga masuk ke ranah site tambang yang sering dipandang sebagai pekerjaan lelaki.. :D
HapusSebelum baca sampai akhir aku kepikiran foto bareng ban itu, sampai bawah ternyata ada juga yang foto di ban besar :-D :-D
BalasHapushahaha.. Tahu aja mas Sitam. kayaknya foto sama ban adalah salah satu dambaan pengunjung umum main ke site tambang. Saya pun tak menyia-nyiakan. Saya coba pose beda dibandingkan rekan-rekan.. :D
HapusEmang kudu gitu, mas hehehehe. Sama kayak kita di kapal, kalau bisa mencari sudut yang bagus untuk diabadikan seperti di dekat jangkar :-D
Hapuso iya juga ya kyak yg di kapal pasti bnyk yg deketin jangkar dan buritan..
HapusAsyiik . . . kandidat juara ni ke Minahasa . . #ekh ! Suka bisa di share nii dan direference
BalasHapusAmiiiiin Bunda.. terima kasih informasinya..
HapusSaya mau juga dikawani bunda lagi main ke Minahasa.. :D
Keren banget yah para srikandi Sumbawa.
BalasHapusI'm proud of it ����
Pemuda kayak Ikhsan sangat dibutuhkan oleh Sumbawa.. Teruslah berkarya untuk SUmbawa ya. Perkenalkan terus keindahan SUmbawa.. :D
HapusSmg Newmont makin bermanfaat bagi masyarakat setempat dan bangsa
BalasHapusAmiiiin mas Didik..
HapusTerus juga kita berdoa semoga Newmont makin bermanfaat untuk travelling kita ke Sumbawa di destinasi-desrtinasi lainnya.. wkwkww
Sebuah tulisan yang sangat menggugahbtasa nasionalisme kita.
BalasHapusTerkait dg pertanyaan mas Cumi tentang perubahan nama, di Sumbawa memang untuk perubahan nama sangat unik. Misal Hasanuddin di panggil Ace, Hadijah di panggil Ecun, Zakariah di panggil Jake. Latar belakang penyingkatan nama ini yang masih blm saya dapat jawaban nya
terima kasih bang Subhan.. informasi yang sangat menarik tentang Sumbawa.. Saya jadi tahu bahwa banyak panggilan menarik tentang nama-nama orang Sumbawa.
HapusWah jadi menunggu kenapa si Ritawati dipanggil Itot.. :D
aku pengen lho nyetir trek segitu gede itu
BalasHapusPas banget ni dgn pembawaannya kak Neng Biker.. Tampaknya kakak perlu turut di Newmont Bootcamp batch VI...
HapusSeru banget ya ngobservasi langsung kayak kemaren hehe
BalasHapusSeru banget ya bisa kenal dan ketemu kak Monik, hehehe
HapusMas iqbal seru bacanya, aku buat referensi ya. Btw itu persahabatan pakek di kasih (?) -_-"
BalasHapusShouma,ehehe... Makasih ya Shouma. ehehe,, persahabatan bagai kepompong,, :P
HapusSetelah mengalami langsung berada di lokasi tambang, banyak ilmu dan wawasan baru yang membuka perspektif kita untuk menilai lebih bijak. Tambang tak selamanya tentang kerusakan lingkungan.
BalasHapusBtw, foto terakhir itu favorit banget gan..hahaha
perspektif baru tentang tambang betul didapatkan di NNT ini, tambang tak sekedar mengambil kekayaan alam tapi juga menghijaukan lingkungan..
HapusUntung ke NNT ya, klo ke perusahaan tambang lain, perspektif ttg tambangku barangkali masih sangat lugu..
Terima kasih ya mas udh dateng ke blog saya.. :D
Aaahhh seperti biasa kagum dengan tulisan mz Iqbal, trus lengkap bs dijadiin referensi bahaha.
BalasHapusAsikk nampang juga di blog mu, mz! :D
Terima kasih mz Timo.. Saya banyak belajar dari sampeyan. hehe
HapusKyknya g cuma akan sekali nampang di blogku ini. Akan sering-sering. :D
OMG!!! tulisannya menarik, aku gak kebayang kalau harus berada di antara truk - truk gedhe ituu,.. >_<
BalasHapushttp://blog.benyricardo.com/
terima kasih bang Beny
Hapusayook Bootcamp selanjutnya perlu ikutan ya. Kesempatan utk berada di antara truk2 gedhe itu.. :D
Mas Iqbal, menarik buanget bacanya. Suka, karena sangat lengkap disuguhi data. Top jos
BalasHapusterima kasih Afi.. syukurlah kamu bisa menikmati tulisan ini..
Hapussemoga bermanfaat.. :D
Halo mas Iqbal, Assalamualaikum. Tulisan ini baru saya baca hari ini krn papa saya bulan depan akan masuk Newmont. Usia beliau sudah lebih dr 65th.. and no wife.. hehe.. jadi cuma saya yang peduli sama beliau. Thanks buat sharingnya, mas Iqbal. Awalnya saya kira Batu Hijau hanya hamparan bebatuan dimana2 (karena saya googling "newmont batu hijau" resultnya jurang batu semua.. haha..) Ternyata masih ada kota Maluk. Dan ngga menakutkan seperti yang saya bayangkan.
BalasHapusThank you once again.
Salam, Santhi - Jakarta