Kincir Angin Pantai Pandansimo
Agustus 26, 2015Kincir angin di Pantai Baru dan Pandansimo. Teladan energi terbarukan Indonesia. |
Tiang-tiang besi berdiri kekar menjulang setinggi 18 meter di atas hamparan gumuk pasir. Di pucuknya, baling-baling kincir tak hentinya berputar, menyambut setiap hembusan angin samudera Hindia. Putaran kincir menggerakkan turbin untuk memproduksi energi listrik. Listrik dari puluhan kincir angin ini lantas menggerakkan ekonomi masyarakat di kawasan Pantai Pandansimo, Bantul.
Suparjio
(40) sudah empat tahun ini menikmati listrik yang dihasilkan dari
Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) Pandansimo. Warung kuliner miliknya yang
berdiri pada Maret 2010 menjadi kian berkembang setelah mendapat pasokan listrik
dari PLTH.
“Adanya
listrik membuat warung saya bisa menyalakan magicjar,
kulkas dan blender. Dari alat tersebut, menu makanan dan minuman lebih
bervariasi. Kalau malam, warung juga tetap bisa buka karena ada lampu
penerangan. Pengunjung jadi lebih banyak.” tutur lelaki yang warungnya buka
setiap hari.
Di
Pantai Pandansimo, setidaknya ada 82 warung kuliner yang mendapatkan manfaat
dari listrik PLTH. Hanya dengan mengajukan permohonan pasang listrik kepada
pengelola PLTH dan membayar biaya Rp500 perKWH, listrik telah bisa dinikmati. Bahkan,
listrik kini bisa dinikmati 24 jam oleh para pedagang yang asli penduduk Desa
Poncosari, Srandakan, Bantul.
Keberadaan
PLTH Pandansimo menghapus kisah gelap Pantai Pandansimo. Dulunya, pantai yang
terletak di pojok barat-selatan Kab. Bantul ini gelap dan sepi tatkala malam
mulai datang. Kawasan Pantai Pandansimo tidak terjangkau jaringan listrik PLN. Adanya
PLTH mampu menyulap Pantai Pandansimo bergeliat hingga malam. Lampu penerangan
kawasan dan jalan bisa menyala terang. Wisata kuliner seafood pun bisa dinikmati hingga malam.
Cerita
manis pemanfaatan energi terbarukan ini bermula pada Oktober 2010. Saat itu, Kementerian
Riset dan Teknologi bekerjasama dengan LAPAN, Kementerian Kelautan dan
Perikanan, UGM, Pemerintah Kab. Bantul dan Wind Energy membangun Pembangkit
Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) seluas 4,7 Hektar di kawasan Pandansimo.
Sebanyak
33 menara kincir angin berdaya listrik 56 Kilowatt (KW) berhasil dibangun.
Selain itu didirikan pula 218 panel surya berkapasitas 27 KW. Total daya PLTH
Pandansimo mencapai 83 KW. Teknologi PLTH ini memanfaatkan potensi sumber
daya angin laut dan angin darat di pantai Pandasimo Bantul yang berkecepatan
rata-rata 3-4 meter/detik dan intensitas sinar matahari yang besar.
“Dinamakan
hibrid karena mengombinasikan tenaga angin dan surya. Kadangkala angin tidak
berhembus atau matahari terhalang mendung, sehingga untuk mencukupi pasokan
listrik harus didapat dari keduanya.” ungkap Wijiyo (62), petugas PLTH
Pandansimo.
Warung-warung di Pantai Baru dan Pandansimo yang diterangi PLTH. |
Hybrid. Paduan energi surya dan angin. |
Kincir angin di Pantai Pandansimo tergantung angin yang tak selalu datang. |
Cara
kerja PLTH tidaklah rumit. Putaran kincir angin akan menggerakkan generator yang
menghasilkan arus listrik. Begitu juga, panel surya akan menyerap sinar dan
panas matahari yang kemudian dikonversi menjadi arus listrik. Arus listrik ini
disalurkan ke Rumah Kontrol. Dari sini lalu disinkronisasi oleh Integrated
Solar and Wind Regulator untuk mengisi arus listrik ke baterai.
Terdapat
268 buah baterai yang disimpan pada Bank Baterai bertegangan 220V. Di Bank Baterai,
arus listrik berjenis DC ini disimpan. Kemudian agar diperoleh arus listrik yang
bisa dikonsumsi, dari baterai dialirkanlah ke inverter sebagai pengubah arus
dari DC ke AC. Setelah itu, arus listrik baru akan disalurkan kepada para
pengguna.
PLTH
Pandansimo melibatkan peran masyarakat setempat agar mereka tak hanya sebagai
pengguna. Dalam operasionalnya, PLTH menggandeng masyarakat untuk merawat
instalasi. Wijiyo adalah salah satu warga yang direkrut menjadi petugas di PLTH
Pandansimo. Terhitung ada enam warga lainnya yang menjaga 24 jam di pos operasi
PLTH.
Selain
itu, demi mewujudkan masyarakat mandiri teknologi, PLTH Pandansimo memiliki
sebuah workshop atau bengkel PLTH. Di sini beberapa masyarakat dilatih tentang
cara merawat dan memperbaiki teknologi PLTH Pandansimo. Tercatat tiga dari lima
teknisi adalah warga Poncosari, Srandakan. Workshop PLTH Pandansimo ini terletak
di Desa Trimurti, tetangga Desa Poncosari.
“Seringkali
angin terlalu besar, membuat kincir bisa rusak. Workshop bisa memperbaiki kerusakan
pada baling-baling, generator maupun kumparan kincir angin. Selain itu,
workshop juga bisa memproduksi baling-baling dengan harga yang lebih murah.”
jelas Wijiyo.
Solusi Energi Terbarukan
Tidak
sekedar untuk keperluan wisata, PLTH Pandansimo dimaksudkan pula untuk menggerakkan
aktivitas ekonomi masyarakat seperti pertanian, perikanan dan kelautan.
Para
petani sangat merasakan dampak positif PLTH. Sebelum ada PLTH, budidaya
pertanian hanya mengandalkan curah hujan. Sekarang, petani dapat mengairi
tanamannya kapanpun diperlukan. Air dipompa dengan menggunakan energi listrik
dari PLTH. Air lalu dialirkan melalui pipa untuk ditampung dalam tandon-tandon.
Petani bisa menyirami tanaman, diambil dari tandon setiap kali dibutuhkan.
“Sejak
PLTH beroperasi, kami bisa bertani di lahan berpasir. Pasokan air terjamin
karena tinggal dipompa menggunakan listrik dari PLTH.” ungkap Dalijo, petani asal
Dusun Ngentak, Poncosari.
Hasilnya,
para petani Pandansimo bisa memetik manfaat dari PLTH. Setiap musimnya, mereka
memperoleh berlimpah penghasilan dari tomat, pisang, kacang tanah, cabai, ubi,
pisang, dan terong yang ditanamnya.
Untuk
sektor perikanan darat, PLTH berguna memasok air untuk mengairi kolam-kolam
milik warga. Setidaknya ada 40 kolam dengan rata-rata berukuran 8x4 meter yang
mendapatkan air dari mesin pompa air yang digerakkan energi listrik hibrid.
Pompa air ini mengangkat air dari sumur renteng di ladang.
Di
kolam buatannya, masyarakat Pandansimo membudidayakan ikan nila, gurame, mas
dan udang. Budidaya ikan air tawar dilakukan dengan sistem akuaponik. Kolam
mereka dilapisi dengan plastik agar air tidak merembes ke dalam tanah berpasir.
“Untuk
efisiensi pemakaian air. Air dari kolam tiap pagi dinaikin lewat pompa air.
Limpahan kotoran air dari kolam ini lalu bisa digunkan untuk menyiram tanaman”
ungkap Wijiyo yang juga bergiat menjadi petani selain sebagai petugas Pos PLTH.
Ada kolam yang digunakan untuk budidaya ikan air tawar. Multifungsi. |
Suasana sore Pantai Baru. Disemaraki dengan rimbunan pohon cemara udang. |
Petugas di pusat kontrol PLTH. Asli masyarakat setempat dengan dibimbing dari LAPAN, pemerintah daerah, UGM, dan kementerian Kelautan dan Perikanan. |
Tak
hanya itu, berkah PLTH juga dinikmati para nelayan Pandansimo. PLTH dilengkapi
dengan mesin pembuatan es balok yang mampu memproduksi 1 ton setiap hari. Para
nelayan bisa membeli es balok dengan harga Rp 1000 per satu es balok. Dengan
begitu, ikan-ikan hasil tangkapan tetap segar sampai di tempat pelelangan
ikan..
Wijiyo
masih ingat. Dia adalah salah sedikit penduduk yang yakin bahwa PLTH bisa
mengangkat kesejahteraan warga desanya. Dia sangat bersemangat tatkala ditawari
mengemban amanah menjaga PLTH. Baginya, ini adalah pengabdian untuk memajukan
ekonomi desanya. Kini, keyakinan itu terbukti. Lelaki berputra empat ini makin
yakin pada manfaat energi terbarukan.
“Saya,
orang tua saja masih semangat dengan energi terbarukan seperti angin dan matahari.
Seharusnya anak muda lebih semangat lagi untuk mengembangkan lebih banyak
energi terbarukan.” pesan Wijiyo
Semakin
sore membuat angin berhembus semakin kencang. Kincir angin pun berputar lebih cepat.
Dan, menyongsong malam di Pandansimo tidak lagi menjadi masalah karena pasokan
listrik hari itu tercukupi. Wijiyo mulai beranjak, mempersiapkan memasok
listrik malam untuk Pandansimo...
Lampu menyala saat malam menjelang. Listrik dari energi terbarukan: angin dan surya. |
Seorang warga sedang mencari ikan dengan jaring. Menunggu jaringnya dipenuhi ikan dan hasil laut lainnya. |
Kincir angin telah menggerakkan ekonomi pertanian, perikanan dan wisata setempat. |
6 komentar
Cakep yaaaa ... Mau banget kesini poto2 kece :-)
BalasHapussudah kayak di belanda saja ini mas, ternyata ada kincir beginian ya di Yogyakarta (baru tau saya) :)
BalasHapusangin pantai emang sejuk
BalasHapusbiaya instalasi untuk turbin sendiri kisaran berapaan ya ?
BalasHapusuntuk bahan kincirnya sendiri terbuat dari apa ya kak? terima kasih
BalasHapusGenerally I do not read article on blogs, however I wish to say that this write-up very forced me to take a look at and do so! Your writing style has been surprised me. Thanks, very great article.
BalasHapusPrediksi SGP
Prediksi HK
Prediksi Togel WLA
Livedraw 4D
Prediksi Angka4D
Live HK
Live Sydney