Empat Kuliner Semarang yang Saya Santap
April 26, 2015
Sudah jadi sahih bagi saya
untuk menyantap kuliner setempat setiap berkunjung ke suatu kota. Tanpa harus
terpaku semua harus dicoba dan terkenal, yang penting saya bisa mengecap beberapa
rasa khas makanan dari kota tersebut. Minggu lalu, saat berkunjung ke Semarang,
saya tak alpa untuk menikmati kuliner setempat. Pasti kira saya coba Lunpia?
Ah, kuliner satu ini yang telah menjadi ikon Kota Semarang tak perlu saya coba
lagi. Sudah terlalu sering saya coba Lunpia bepergian di Semarang.
Secara umum Semarang memiliki
banyak dan beragam kuliner khas sama seperti penduduknya yang juga beragam. Ada
kolaborasi menarik dari berbagai etnis yang mendiami Semarang selama berabad-abad.
Kondisi lokasi yang dekat dengan pantai juga tak bisa melepaskan makanannya
dari sentuhan petis. Tampaknya, Semarang menyediakan banyak kejutan kuliner-kuliner
yang bikin lidah dimanjakan. Sebut saja, Mie Kopyok, Bebek Gongso, Tahu Pong,
Tahu Petis, Tahu Gimbal, Wedang Tahu, Wingko Babat, Soto Semarang dan masih
banyak lagi
Di antara sekian banyak kuliner Semarang, saya jatuhkan pilihan pada empat makanan pada kunjungan kesempatan ini. Bukan soal yang paling enak atau paling khas, semata-mata saya mencoba Babat Gongso, Tahu Pong, Soto Semarang Pak No dan Pecel Bu Sum karena ingin menambah ensiklopedia kuliner saya tentang Semarang. Saya pun beri judul artikel ini seadanya saja: “Empat Kuliner Semarang yang Saya Santap”, tidak semacam “Empat Kuliner Semarang yang Wajib Kamu Santap. Ini adalah pengalaman pribadi saya. Pengalaman Anda tentu akan beda, begitu bukan?
Babat Gongso
Saya mencoba Babat Gongso di
warung Pak Karmin di dekat jembatan Mberok kawasan Kota Lama Semarang. Kata
beberapa blog, Babat Gongso ini adalah yang tertua dan terenak di Semarang. Bagi
saya, babat gongso semacam kuliner yang diperuntukkan bagi para ‘pemberani’.
Betapa tidak, itu lhooo babat terkenal sebagai surganya kolesterol. Namun, saya
lihat para pembeli kebanyakan malah orang tua. Kemana ini para muda-mudi
Semarang, kok tak tertarik Babat Gongso?
Kuliner untuk para pemberani. Berharga untuk dicona di Semarang. |
Saya suka dengan bumbu babat
gongso yang sangat terasa sekali petisnya. Namun, rasa petis bisa berharmoni
dengan pedas, gurih dan manis yang bertaburkan pada babat dan jeroan-jeroan
sapi lainnya seperti ati, limpa, paru atau iso. Begitu meresap bumbu pada
lauk-lauknya. Babat Gongso ini disajikan dengan nasi dan telor ceplok matang. Begitu
disantap, siaplah sekujur tubuh akan terasa panas, kecuali mintalah kepada yang
masak untuk tidak pedas.
Selain Babat Gongso, patut
dicoba pula Nasi Goreng Babat nya. Pada kesempatan dulu, saya pernah menjajal
nasi goreng babatnya yang juga sangat nikmat. Tentunya Nasi Goreng Babat Pak Karmin juga dikenal sangat
legendaris di kota Semarang.
Tahu Pong
Sempatkanlah malam hari untuk
menyusuri Jalan Depok di tengah-tengah Segitiga Emas Semarang. Niscaya, kita
akan berjumpa dengan beragam warung yang menjajakan Tahu Pong. Malam itu, saya
diajak oleh Ibed dan Choky, kawan saya yang berdomisili di Semarang, untuk
menikmati Tahu Pong di Warung Sari Roso yang cukup terkenal di kota ATLAS ini. Menu
utama tentunya adalah Tahu Pong. Hanya saja ada juga yang dipadu dengan Tahu
Pong Telur, Tahu Pong Gimbal, Tahu Pong Emplek, Tahu Kopyok.
Tahu Pong yang renyah. |
Saya pilih Tahu Pong Telur. Kenikmatan
tahu pong adalah saat disantap sesaat setelah digoreng yang mencipta kerenyahan
membelai lidah. Selanjutnya, cocolkanlah pada saus kecap petis yang dipadu dengan sambal cabe rawit. Rasa
pedasnya makin memanaskan hawa malam Semarang yang gerah, tapi membuat badan
terasa lebih sumringah. Jangan lupa
sejukkan lezatnya Tahu Pong dengan acar yang bisa melengkapkan sensasi makan
Tahu Pong.
Soto Semarang
Semarang pun tak ketinggalan
dengan kota lain yang menyuguhkan soto gagrak daerahnya. Satu soto yang pantas dikunjungi di Semarang
adalah Soto Pak No. Saya datang di cabangnya di Jalan MH Thamrin no. 28 karena
dekat dengan lokasi penginapan saya. Tempat pusatnya berada di Jalan Sukun,
Banyumanik Semarang. Konon saking terkenalnya nama Soto Pak No, banyak warung Soto
yang menamainya Soto Pak No padahal mungkin nama aslinya ada yang Yono,
Jono, Tono, Pono, Sono atau Gino.
Soto Semarang Pak No dan Sate Kerangnya yang menggoda lidah. |
Sekilas memang Soto Pak No ini tak ada bedanya dengan Soto Kudus.
Sama-sama disajikan dalam mangkok kecil, dengan taburan bawang goreng. Hanya
saja saya menangkap soto gagrak Semarangan kuahnya lebih berwarna coklat. Yang
membuat saya sangat menikmati soto ini adalah padanan Sate Kerangnya.
Sampai-sampai saya menyantap tiga tusuk. Memang, sate kerangnya yang rapat dan
nikmat adalah daya tarik dari Soto Pak No dibandingkan soto semarang lainnya.
Pecel Bu Sumo
Pecel memang kuliner yang lazim ada di berbagai daerah di Indonesia.
Namun, biasanya tiap kota punya satu tempat warung pecel yang legendaris, entah
itu karena uniknya rasa maupun suasana yang ditawarkan. Semarang punya satu
warung pecel yang cukup dikenal masyarakatnya, terutama penduduk aslinya, yakni
Pecel Bu Sumo. Sekalian pulang ke Jogja, saya sempatkan mampir di Pecel Bu Sumo
di Perempatan Ngesrep dekat Tembalang. Adapun Pecel Bu Sumo yang paling
terkenal adalah di Jl. Kyai Saleh no. 8 Semarang.
Pecel Bu Sumo. Segar dan nikmat. Limpa sapi menyempurnakannya. |
5 komentar
Eh soto semarang ini pake sate kerang yaaa, macam lontong balap gresik aja yaang paek kerang hehehe.
BalasHapusTahu pong di jakarta banyak banget dan jauh lebih enak, tapi itu babat kayak nya blm ada ??? mesti ke semarang nich hehehe
Kak Cumi.. cobain lah semuanya klo di Semarang.. Sate Kerangnya disajikan buat lauk, ada juga sate telor puyuh, usus, dll. Sukanya kerangnya rapet dan banyak..
HapusKlo Tahu Pong Semarang, coba dicocol sama bumbunya yang kental rasa petisnya. Tahu pong iyha sih udh bnnyk di kota2 lain.
Nah, ini babat gongso, yang jarang ada di daerah lain.. :D
Pengen ngelap eces.. Malem2 dingin, belajar sambil stress trus baca ini sambil ngelap eces. Lengkap sudah penderitaan Nda.. :(
BalasHapusKlo ke Semarang lagi pasti kita akan santap ini semua Nda.. :D
Hapusunik sekali nama kulinernya, tahu pong, mungkin saya baru mendngarnya, thanks infonya gan..
BalasHapus