DIASPORA IQBAL

Untuk menuju Desa Torosiaje, wisatawan terlebih dulu menuju kota Gorontalo. Tersedia penerbangan ke ibukota Provinsi Gorontalo seperti Garuda Indonesia, Lion Air, dan Sriwijaya Air. 

Dari Gorontalo, Torosiaje bisa dijangkau dengan kendaraan pribadi selama 7-8 jam atau dengan bis umum lintas Sulawesi jurusan Palu atau Makassar selama 10-12 jam. Sesampai di kota kecamatan Popayato tersedia papan arah dan gapura Kampung Wisata Torosiaje, kurang lebih berjarak 4 km menuju Dermaga Torosiaje.

Tiket masuk Dermaga Torosiaje sebesar Rp2.000 per orang. Dari dermaga ke Torosiaje, wisatawan membayar tarif ojek perahu sebesar Rp3.000 per orang. Mintalah kepada tukang ojek perahu untuk sekalian menjemput dengan meminta nomor ponselnya. Sinyal Telkomsel di Torosiaje cukup bisa diandalkan. Wisatawan sebaiknya sekalian menyewa perahu untuk mengelilingi Torosiaje dari atas air sebesar Rp40.000-50.000 per perahu.

“Desa ini benar-benar berada di tengah laut, jauh dari pantai! Keterpencilan dan keanggunan desa di tengah laut itu membuatku sangat takjub. Torosiaje tampak bagaikan dunia tersendiri yang tertutup.”

Saya tahu Torosiaje dari François-Robert Zacot. Buku karyanya “Orang Bajo Suku Pengembara Laut, Pengalaman Seorang Antropolog” yang saya baca tempo waktu, serasa mengundang saya untuk bertakzim ke desa obyek penelitiannya semasa empat dekade lalu. Maka, tatkala berkunjung ke Gorontalo, saya pun sempatkan pergi ke desa orang Bajo yang terletak di Kecamatan Popayato, Kab. Pohuwatu. Masihkah desa ini seperti yang dikisahkan Zacot?

Karang Agung selalu membuat saya terpesona. Saat berjumpa pertama, saya begitu terkesima bahwa di kampung halaman saya, di Kebumen, ada sebuah lokasi yang sangat sempurna untuk memanjakan jiwa. Terselinap sunyi pada rerimbunan hutan jati di Kawasan karst Gombong Selatan, Karang Agung menawarkan tempat terbaik untuk menikmati samudera yang ditingkahi semilir angin, bebatuan karang ikonik dan pasir yang cukup sempit tapi bisa untuk bersantai. Tak ketinggalan nyiur kelapa memayungi begitu sejuknya Karang Agung yang berlokasi di Desa Argopeni, Ayah, Kebumen.

Sore itu, saya berjumpa pada Karang Agung untuk kedua kalinya. Kali ini jelas, saya datang untuk menuju senja Karang Agung yang pada imajinasi saya pasti akan luar biasa. Senangnya, Karang Agung kini mulai dikenal luas untuk lingkup masyarakat Kebumen. Warga setempat pun sudah sadar bahwa Karang Agung bisa menjadi lokasi wisata.