Berkah Cahaya Surgawi Goa Jomblang dan Grubug
Oktober 21, 2014Mensyukuri Cahaya Surgawi Luweng Grubug. |
“Kalau ditarik pakai mesin, ya
warga sini tidak dapat rejeki dari wisata Goa Jomblang” begitulah kata Gatot.
Lelaki yang bertugas sebagai pemandu lapangan dan belasan warga Dukuh Jetis
Wetan, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Gunungkidul lainnya ini sungguh merasakan
berkah dari keberadaan wisata Goa Jomblang. Goa yang dikelola oleh Cahyo
Alkantana, petualang kawakan Indonesia, dalam bingkai Jomblang Resort ini turut
memberdayakan ekonomi warga setempat.
Saya yang awam dalam penelusuran goa sanggup turun dan naik di Goa
Jomblang yang bertipe vertikal berkat kerja keras dan kekompakan warga yang menjadi
pegawai di Jomblang Resort. Mereka secara manual mengerek saya menggunakan
teknik single rope technique (SRT). SRT
set terpasang di salah satu sisi mulut goa yang terdiri dari seat harness, chest harness, ascender /
croll, auto descender, footloop, jammer, carabiner, cowstail panjang, serta
cowstail pendek.
Cahaya Surgawi!!! Itulah daya tarik utama goa yang berada di tempat
terpelosok yang dikerumuni tandusnya karst Gunungkidul. Saya diajak kawan
sesama petualang Adira FOI Copa de Flores, Sofyan Effendi untuk menelusur,
melihat dan mengabadikan cahaya surgawi di goa yang masyhur setelah dijadikan
lokasi syuting iklan Djarum Super Adventure, 2009 silam. Dalam imajinasi
terpampang, betapa menakjubkannya cahaya kasat mata turun tegak lurus menembus
ke dalam kegelapan goa.
Goa Jomblang ini sesungguhnya sepaket dengan Goa Grubug. Di Goa Jomblang
lah, saya turun masuk ke perut bumi. Adapun di Goa Grubug itulah cahaya surgawi
sesungguhnya turun dari lubang goa yang tertutup pepohonan lalu menimpa manis batu
kordin putih yang terbentuk dari tetesan air di langit-langit goa selama ribuan
tahun. Cahaya surgawi dinikmati sempurna saat matahari bersinar cerah antara
pukul 10.00-13.00 WIB.
Goa Jomblang dan Goa Grubug, keduanya merupakan gua vertikal yang bertipe collapse doline. Dahulunya, goa ini
terbentuk akibat proses geologi amblesnya tanah. Runtuhan ini lalu membentuk sinkhole atau sumuran yang dalam bahasa
Jawa dikenal dengan istilah ‘luweng’. Goa atau Luweng Jomblang berkedalaman 80
meter. Adapun, Goa atau Luweng Grubug berkedalaman
90 meter yang di dasarnya mengalir sungai bawah tanah. Antara Goa Jomblang dan
Goa Grubug dihubungkan lorong horizontal beralas tanah yang berjarak sekitar
300 meter.
Sebuah keajaiban lainnya saya temui di dasar Goa Jomblang. Di cekungan berdiameter sekitar 50 meter ini tumbuh hutan purba
yang hijau merimbun. Jelas lanskap ini begitu kontras dengan kondisi lanskap
permukaan yang kering dan panas khas perbukitan karst. Hutan Purba di Goa
Jomblang terbentuk karena saat tanah ambles juga disertai dengan amblesnya
vegetasi. Saya jumpai aneka lumut,
paku-pakuan, semak, hingga pohon-pohon besar tumbuh dengan rapat sehingga
suasana di Luweng Jomblang pun begitu sejuk dan teduh.
“Sehari maksimal 20 wisatawan yang boleh turun goa. Sengaja kami batasi agar
ekosistem di dalam goa tetap terjaga.” ungkap Gatot yang memandu wisatawan sejak tahun 2009.
Menelusuri ketakjuban Goa Jomblang dan Grubug adalah sebuah eksklusivitas.
Eksklusif bukan sekedar dari segi jumlah pengunjung yang diperkenankan, tetapi juga
dari segi biaya. Setiap wisatawan dikenakan Rp 450.000. Rasanya jumlah ini
sepadan mengingat lanskap yang ditawarkan sangat langka dan unik. Rombongan saya
yang kebanyakan adalah turis Korea itu begitu takjub saat menyaksikan panorama
hutan purba Goa Jomblang dan cahaya surgawi Goa Grubug.
Yang terpenting, bagi saya, eksklusivitas Goa Jomblang harus bisa
dinikmati faedahnya oleh warga sekitar. Warga desa mendapatkan saluran
kesejahteraan dari pengelolaan wisata di daerahnya. Goa Jomblang dapat memberi sebuah
teladan bagus perihal kolaborasi manis unsur swasta dengan masyarakat setempat.
Goa Jomblang tetap menjadi aset yang dimiliki desa dan Jomblang Resort menjadi operator
wisata di Goa Jomblang yang melibatkan partisipasi masyarakat desa.
“Tanpa Jomblang Resort pun, orang boleh
masuk ke Goa Jomblang dan Goa Grubug. Para pecinta alam biasanya melakukan
pelatihan caving di sini.” jelas Gatot. “Namun, tidak asal masuk. Tentunya
wajib memiliki peralatan caving yang terjamin keamanannya dan telah mendapatkan
izin dari kepala desa, polisi dan instansi berwenang.”
Dua turis asal Korea mengabadikan diri. |
12 komentar
keyeenn.. pokoe aku harus diajak nang kene yo mbal... :D
BalasHapusbang Toliq.. aku anterin lah pokoknya.. :D kamu keren bang di sini buat prewedmu :P
HapusKeindahan di wisata Goa jomblang memang sangat bagus mas......!!!!!!!
BalasHapusBetuuul sekali. Goa Jomblang juara untuk cahaya surganya.. GOa Jomblang juga tak kalah.. :D
Hapussorot cahaya surga di dasar bumi , sangat menakjubkan
BalasHapusTerima kasih udah berkunjung ke blog saya
Hapusbetuuul.. ada cahaya surga di Goa Jomblang
Silakan main kak..
Keren sangat
BalasHapusterima kasih kak Mega.. Ayook dikunjungi Goa Jomblang.. Biar rasakan sensasi cahaya surgawinya
HapusKeren sangat
BalasHapusterima kasih kak Mega.. Ayook dikunjungi Goa Jomblang.. Biar rasakan sensasi cahaya surgawinya
HapusGoa jomblang emang keren dan menarik, lihat juga disini, pesona alam indonesia
BalasHapusmisteri dan keindahan gunung kawi
top wisata di jawa timur yang menarik
ternyata banyak sekali ya goa-goa di indonesia yang sangat memarik untuk dikunjungi wisatawan asing maupun lokal..
BalasHapus