Wonderful Indonesia : Impian Raja Ampat
September 16, 2014Raja Ampat, The Last Paradise on Earth www.indonesia.travel |
Jujur saya belum pernah ke
Raja Ampat. Kalau berandai-andai ke Raja Ampat, saya sudah mengendapkan dalam
impian sejak tujuh tahun lalu. Selama itulah saya selalu
mendamba semoga suatu saat bisa hadir menikmati lekuk-lekuk pesona Raja Ampat.
Tentu saja, karena saya tak ingin merugi dalam hidup ini.
Raja Ampat adalah surga bawah
laut terindah di dunia! Raja Ampat ibarat Mekkahnya para penyelam! Raja Ampat
adalah perpustakaan hidup dengan koleksi
terumbu karang dan biota laut paling lengkap di dunia! Raja Ampat adalah The Last Paradise on Earth!
Masih banyak lagi sebutan-sebutan
lain yang mengagungkan keindahan Raja Ampat. Saya rasa semuanya bombastis.
Tapi, tetap saja kesimpulannya semua dunia telah mengakui bahwa Raja Ampat
adalah salah satu tempat terindah di muka bumi.
Laporan The Nature Conservancy dan Conservation
International menyebutkan bahwa ada sekitar 75% spesies laut dunia
tinggal di kawasan kepulauan yang terletak di seberang ‘kepala burung’ Pulau
Papua. Saya bayangkan betapa kayanya Raja Ampat yang ‘hanya’ seluas 4,6 juta
hektar ditinggali oleh tiga perempat makhluk-makhluk bawah laut dunia. Tidak
ada satupun tempat di bumi ini yang selengkap koleksi Raja Ampat. Raja Ampat
semacam ibukota ikan dan terumbu karang dunia.
“Saya tos dengan manta lho. Inget bukan manta..(n) yah!” ungkap
Fina @ladibaa. Hahaha.. Kawan saya asal
Surabaya ini sangat beruntung sekali sudah pernah
ke Raja Ampat. Saya selalu dipamerinya cerita
menakjubkan tentang Raja Ampat.
Saya ingin paling tidak sekali seumur hidup mengalami seperti @ladibaa yang
bisa melihat warna-warni terumbu karang dan biota laut Raja Ampat. Pasti banyak
ikan-ikan yang berbentuk ‘lucu’, aneh dan namanya begitu asing bersuka ria
menari-nari di dalam heningnya lautan. Andai beruntung, ingin rasanya bisa
bertemu dengan kuda laut katai,
wobbegong dan ikan endemik Raja Ampat: Eviota Raja. Ingin juga rasanya dikelilingi
oleh ribuan ikan yang bergerombol semacam tuna, giant trevallies, dan snappers, lalu coba
menerobosnya.
Andaikan di Raja Ampat, saya juga
tak ingin ketinggalan momen istimewa bisa berjumpa dengan ikan dugong alias
ikan duyung yang begitu anggun di dalam lautan. Juga ingin bertemu dengan penyu
yang begitu tenang berenang di antara karang. Satu lagi, rasanya saya juga
perlu bertatap muka dengan ikan hiu yang diam-diam memesona sekalipun hanya sekali saja karena bagaimanapun hiu tetaplah
garang.
Pesona bawah laut Pulau Misool www,indonesia.travel |
Surga bawah laut Raja Ampat. www.indonesia.travel |
Warna-warni bawah laut Raja Ampat. www.indonesia.travel |
Sebagai surga bawah laut, Raja
Ampat menyediakan berlimpah titik-titik penyelaman. Ragamnya juga sangat
variatif. Misalnya di Tanjung Kri yang dieksplorasi oleh ahli biologi laut
dunia Dr Gerald Allen. Tempat ini menawarkan aneka terumbu karang bersama
ribuan jenis ikan. Ada juga Mike’s Point di Selat Dampier yang menyuguhkan bangkai
kapal Perang Dunia Jepang sebagai tengara bawah laut yang menakjubkan. Saya
rasa titik-titik selam lainnya di Raja Ampat seperti Teluk Aljui, Famand
Painemo, Misool, Wayag Kawe, Batanta, dan lainnya juga sama menakjubkan.
Jujur, saya belum bisa diving.
Tapi, apakah ke Raja Ampat harus bisa menunggu diving dulu? Apakah Raja Ampat hanya bisa dinikmati dengan diving saja? Sebagai surga bawah laut,
saya rasa Raja Ampat tetap bisa dinikmati dengan snorkeling untuk melihat panorama bawah laut yang menakjubkan.
Tergambar lanskap perairan sekitar
pulau-pulau begitu menawan dengan khasanah terumbu karang perairan dangkal.
Cerita keindahan Raja Ampat tentu
tak hanya tentang kehidupan bawah lautnya saja. Lanskap di atas laut dan
daratan Raja Ampat juga katanya adalah sebuah surga dunia. Sebuah keajaiban
alam yang seimbang di Raja Ampat.
Pernah lihat Wayag? Saya tak ingin lagi
hanya lihat fotonya yang sangat jelita. Namun saya ingin langsung berada di
antara untaian puluhan pulau karst kecil
lancip yang seakan muncul dari lautan tenang berhijau toska dengan guratan
putih pasir. Wayag merupakan ikon lanskap Raja Ampat yang membuat orang dari
seluruh dunia bermimpi bisa datang ke Raja Ampat.
Jika Wayag tak bisa dijangkau
karena letaknya sangat jauh dan mahal, saya rasa kita patut bersyukur ada
Painemo. Painemo dikenal sebagai Little Wayag yang menyuguhkan pesona tak kalah
indahnya. Ah, lanskap Raja Ampat juga manis jikalau berkunjung ke setiap pantai
di pulau-pulaunya. Betapa tidak, saya akan berjumpa dengan hamparan pasir putih
dengan perairan tenang yang dilingkupi oleh nyiur semampai. Belum lagi
menyusuri hutan mangrove tropis di kawasan Misool akan melemparkan saya pada labirin-labirin kesunyian yang tak ada
habisnya.
Satu lagi tentang keajaiban alam
Raja Ampat yang tak bisa saya tinggalkan, yakni burung
Cendrawasih. Burung cantik yang terkenal dengan sebutan “Bird of Paradise” ini
bisa ditemui langsung di habitat liarnya di daerah Yenwaupnor, Sawinggrai, Yenbeser
and Pulau Gam. Tatkala berjumpa dengan
si burung surga ini, saya akan
mengendap-endap hingga mampu melihatnya dari dekat. Selain cendrawasih,
terdapat burung-burung endemik yang langka seperti Kakatua Jambul Kuning,
julang Irian, Nuri, Beo, Mambruk Viktoria,
Kasuari, dan Maleo.
Raja Ampat tampaknya memang
dihadiahkan Tuhan kepada negeri Nusantara untuk menyempurnakan pesonanya di
khatulistiwa. Saya pikir, Tuhan pasti menciptakan alam Raja Ampat dengan
tersenyum. Sebegitu indahnya Raja Ampat, membuat saya pun tak bisa untuk tidak
bisa bermimpi ke kepulauan surgawi ini.
Dermaga di Pulau Misool. www.indonesia.travel |
Keindahan Painemo alias Little Wayag. www.gorajaampat.com |
Burung Cenderawasih. Bird of Paradise. www.indonesia.travel |
Menjelajahi Kebudayaan Lokal
Bagi saya, menikmati lanskap
Raja Ampat tidaklah istimewa jika tanpa menjelajahi kebudayaannya.
Kebudayaan Raja Ampat tentu menyuguhkan
beragam hasil kebudayaan yang sangat indah
karena dibentuk dari lingkungan yang
sangat indah. Jujur saya adalah tipikal pejalan yang sangat antusias untuk
menyigi pesona dan makna budaya setempat.
Sejarah berabad-abad silam
mencatat bahwa penamaan Raja Ampat didasari dari julukan dari Sultan Tidore
kepada empat raja lokal di pulau-pulau terbesar, yakni Waigeo, Misool, Salawati
dan Batanta. Dalam perjuangan Sultan Nuku melawan kolonialisme Belanda di bumi
Maluku dikisahkan juga masyarakat Raja Ampat menjadi pendukung setia Sultan
Tidore termasyhur ini. Oleh karena itu, kebudayaan Raja Ampat dipengaruhi juga
oleh kebudayaan Islam dari Maluku Utara yang tentu makin
melengkapi kebudayaan asli Raja Ampat dan Papua Daratan.
Kebudayaan lokal Raja Ampat sangat terkenal dengan keberagamannya. Saya pikir hal ini
terjadi karena di Raja Ampat terdapat banyak suku yang tersebar di pulau-pulau dan lingkungan menginsipirasi terciptanya kebudayaan. Setiap suku memiliki seni tari, seni
musik, tata cara adat, seni lukis, seni kerajinan tangan hingga ritual hidup sehari-hari
yang berbeda.
Andaikan berjumpa dengan seni
tari dan musik khas Raja Ampat, saya akan menemui tarian dan musik yang riang dan bersemangat.
Saya pikir tarian dan musik ini menjadi perwujudan masyarakat Raja Ampat yang begitu
bahagia dengan lingkungan indahnya yang tiada tara. Saya ingin rasanya
membenamkan diri pada keindahan tari dan musik khas Raja Ampat. Saya akan
menari bersama ataupun turut memainkan alat musik bersama masyarakat Raja Ampat.
Kesenian khas Raja Ampat diantaranya adalah Tarian Wor, Mapia, Mambefor, Main Moun, Tarian Batpo, Tarian Yako dan kesenian Seruling
Tambur. Tarian ini sering ditampilkan saat upacara adat ataupun penyambutan tamu. Tari-tarian
ini akan diiringi oleh Tifa, gong (mambokon), tambur (bakulu), gitar, seruling
dan alat musik tiup dari kerang laut. Selengkapnya tentang seni budaya di Raja Ampat akan
dipentaskan dalam Festival Raja Ampat. Biasanya rutin diselenggarakan tiap
tahun pada bulan Agustus - Oktober.
Di hari biasa, menikmati kebudayaan khas Raja Ampat bisa dilakukan di
desa-desanya. Saya berharap bisa berkunjung langsung ke desa untuk menemui
realitas budaya yang masih asli. Untuk suguhan wisatawan yang paling dikenal
adalah Desa Arborek. Desa ini menyuguhkan otentisitas noken atau kerajinan khas Papua yang dibuat secara
tradisional. Desa Arborek terkenal juga dengan keindahan bawah lautnya dan
konservasi lingkungan. Selain itu, terdapat juga Desa Sauwandarek yang terkenal
dengan budaya kerajinan tas dan topi dari pandan laut. Ada juga desa wisata
lain seperti Desa Sawinggrai.
Para wanita Desa Arborek sedang membuat kerajinan. Seni khas Raja Ampat. www.indonesia.travel |
Seni lukis, tari dan musik suku-suku Raja Ampat www.gorajaampat.com |
Goa Tomolol, lokasi kebudayaan prasejarah Raja Ampat. www.gorajaampat.com |
Saya rasa berbicara tentang budaya, berarti harus berbicara juga tentang makanan dan minuman asli Raja Ampat. Sebagai muslim, tentu saya tetap berpedoman pada prinsip halal dan haram. Di Raja Ampat yang notabene sebagian penduduknya muslim, jelas begitu banyak menyediakan kuliner khas yang halal. Barapen Ayam adalah kuliner asli Raja Ampat dengan daya tarik yang menggiurkan. Dimasak dengan batu dibakar yang kemudian ditaruh di dalam drum bersama bumbu spesial.
Kuliner Raja Ampat lainnya adalah Papeda yang terbuat dari sagu. Biasanya
disajikan bersama kuah kuning yang berlauk ikan-ikan segar dari perairan Raja
Ampat. Ada juga sate ulat sagu yang unik
dan memiliki nutrisi tinggi. Kuliner lainnya adalah Mumu yang terbuat dari
daging babi. Kalau Mumu ini saya cukup tahu saja. Yang juga tak boleh terlewat
adalah minuman tradisional Raja Ampat yakni Saguer yang terbuat dari air kelapa
muda difermentasikan. Memang memabukkan, tapi saya akan mencobanya sedikit,
mencicipinya dengan senang hati sebagai bagian dari diplomasi tradisi.
Oh ya, satu lagi tentang kebudayaan
Raja Ampat, saya rasa perlu berkunjung ke Misool. Saya perlu menapak tilas
lukisan cap tangan di dinding karang karst yang dikelilingi oleh perairan
tenang. Tengara ini menjadi bukti bahwa sekitar 50.000 lalu, pada masa
prasejarah, Raja Ampat telah didiami oleh manusia. Dalam garis sejarah, hal ini
menjadi petunjuk jalur penyebaran manusia dari kawasan barat Nusantara ke
daerah Papua dan Melanesia.
Salah satu kuliner Raja Ampat, terbuat dari sagu. www.gorajaampat.com |
Belajar Kearifan Lokal
Dianugerahi alam yang menakjubkan, saya yakin keindahan Raja Ampat bisa tetap
terjaga lestari sampai kini karena kearifan masyarakat lokal. Masyarakat Raja
Ampat tahu bahwa alam adalah ruang kehidupan mereka. Sebagian besar
bermata pencaharian nelayan dan sebagian
lainnya berkebun atau mencari makan di hutan. Mereka tak bisa hidup tanpa
adanya alam yang terjaga lestari.
Masyarakat Raja Ampat pun memiliki perangkat tradisi yang sangat bijak
bestari untuk melestarikan alam. Sasi dan Rajaha namanya. Sasi Rajaha merupakan
sebuah kearifan lokal berupa pelarangan bersama terhadap suatu kawasan yang
mencakup kepentingan umum.
Sasi ini ditujukan untuk kawasan laut tertentu dimana tidak boleh
dilakukan penangkapan ikan selama waktu tertentu, bahkan ada yang selama
sepanjang masa. Hasil laut dan biota laut di Raja Ampat pun terlindungi dengan
baik. Saat ini Sasi sudah diberlakukan di hampir seluruh wilayah Raja Ampat. Rajaha
mengikuti pelaksanaan Sasi, hanya saja lebih dilaksanakan di darat, di
hutan-hutan.
Sudah sedari zaman dulu Sasi Rajaha dilaksanakan di Raja Ampat, sejak
zaman raja-raja yang berkuasa di Raja Ampat. Kini, sistem Sasi Rajaha terus
dipertahankan dan dilestarikan melalui pemerintah daerah. Pelaksanaannya harus
dilakukan dengan suasana yang kental tradisi dan agama. Dipadukan antara upacara adat dan juga berdoa di masjid
maupun gereja.
Terkait penangkapan ikan, masyarakat Raja Ampat juga memiliki cara khas yang
berlandaskan kearifan lokal. Masyarakat terbiasa menangkap ikan dengan teknik
memancing Molo, yakni menyelam untuk menangkap
ikan melalui senapan kayu dengan kawat sebagai pelurunya. Ada juga Bacigi, yakni memancing di laut beramai-ramai
dari anak-anak sampai tetua dengan kail tanpa menggunakan umpan.
Hidup selaras dengan alam di Raja Ampat. www.gorajaampat.com |
Wayag, salah satu lokasi yang terkena sasi dari masyarakat Raja Ampat. www.gorajaampat.com |
Bocah-bocah Raja Ampat.
|
Bocah-bocah Raja Ampat sedari kecil dilatih untuk menjaga kelestarian laut. www.indonesia.travel |
Tak hanya tentang menjaga alam saja, kearifan lokal untuk menjaga hubungan antar manusia juga perlu saya pelajari di Raja Ampat. Ini tentang toleransi antarumat beragama. Di Raja Ampat, masyarakat Muslim dan Kristen bisa hidup berdampingan. Bahkan seringkali di dalam satu keluarga atau marga terdapat anggota yang memeluk salah satu dari dua agama tersebut.
Bukankah ini sebuah persaudaraan sejati yang melampaui sekat-sekat
beragama? Di saat banyak orang masih berkoar-koar tentang toleransi, di Raja
Ampat sudah terjadi yang harmonis berabad-abad. Saya rasa salah satu tempat
terbaik belajar toleransi adalah di Raja Ampat. Luar biasa Raja Ampat!
Kearifan lain yang membuat saya ingin ke Raja Ampat adalah keramahannya
dan keterbukaannya menerima tamu. Ada kepercayaan dan penghargaan yang tinggi
terhadap tamu. Yang penting sang tamu hanya perlu membawa pinang atau permen.
Saya pun akan dengan senang hati melakukan Para
Pinang-pinang, yakni ritual memakan pinang dan sirih sebagai simbol
persaudaraan. Tahu sendiri, setelah menginang gigi kami akan memerah. Lalu,
kami akan tertawa bersama-sama sambil melakukan mob alias guyonan khas Papua.
Dan, pada sebuah senja yang indah di salah satu pulau Raja Ampat, saya
ingin bercengkerama dengan anak-anak Raja Ampat. Mereka pasti begitu riang
bermain ‘cebar-cebur’ di perairan yang menguning karena sinar baskara senja. Jujur,
saya suka dengan ekspresi bocah-bocah. Saya yakin dari ekspresi mereka terlihat
harapan besar untuk senantiasa melestarikan Raja Ampat. Bocah-bocah Raja Ampat
menjadi penjaga segala kearifan hidup masyarakat Raja Ampat di masa depan. Saya
pun ikut meloncat, membenamkan diri dengan keriuhan bocah-bocah…
***
Sebuah tempat yang dianggap surga dunia tentu saja akan banyak dikunjungi
orang. Apalagi sebagai surga terakhir di bumi. Surga selalu dibayangkan dengan
segala-gala keindahan. Raja Ampat semakin hari semakin populer di mata pejalan.
Tak hanya bagi para penyelam yang tertarik mengeksplorasi alam bawah laut Raja
Ampat, tetapi juga para wisatawan biasa yang sekedar datang untuk melampiaskan
takjub melihat-lihat panorama Raja Ampat.
Saya pikir ini jelas kabar baik untuk pariwisata Raja Ampat. Namun, di
balik kabar baik ini rasanya patut khawatir tentang masa depan Raja Ampat.
Fina @Ladibaa. Kawan saya yang sudah menjelajah di Raja Ampat. Saya suatu saat pasti akan ke Raja Ampat. Dokumentasi: @Ladibaa |
Saat bersama anak-anak Desa Arborek. @Ladibaa. Dokumentasi: @Ladibaa |
“Bisa jadi suatu saat Raja Ampat akan seperti Bali. Pariwisata membuat Bali tidak lagi alami dan terumbu karang banyak yang rusak.” ungkap seorang pemandu selam Raja Ampat kepada Fina @Ladibaa, suatu waktu.
Jujur, saya juga tak rela keindahan Raja Ampat akan terenggut oleh
tangan-tangan ramai wisatawan yang tak tahu dan mau menjaga kelestarian alam
dan budaya. Hanya berbekal uang tanpa
pengetahuan konservasi, wisatawan tipe ini datang sesuka hati ke Raja
Ampat. Saat masyarakat setempat mati-matian merawat kelestarian Raja Ampat, mereka
malah merusaknya. Dan, saya pikir wisatawan tipe ini jumlahnya sangat banyak.
Saya pikir merekalah pemburu surga dunia paling ambisius.
Biarlah Raja Ampat sebagai surga terakhir di dunia! The Last Paradise on Earth. Sebagai surga terakhir, saya rasa tak
perlu semua orang untuk memasukinya. Hanya orang-orang pilihan saja yang beruntung mengenyam
keindahan surgawi Raja Ampat. Dan, saya selalu berdoa dan berusaha agar menjadi
orang yang ditakdirkan untuk bisa menikmati surga dunia Raja Ampat. Saya tak
ingin rugi dalam hidup ini.
Catatan:
- 1 Kalimat ini terinspirasi dari novel Rumah Kaca karangan
Pramoedya Ananta Toer. Pada halaman 352, Minke, sang tokoh utama, berkata “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia
tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.”
- Semua foto di tulisan ini bukanlah milik saya karena saya belum pernah ke Raja Ampat. Saya ambil dari website resmi Kemenparekraf RI indonesia.travel dan Pemda Kabupaten Raja Ampat gorajaampat.com. Beberapa foto merupakan koleksi pribadi Fina @ladibaa yang memiliki blog pribadi nonajanuari.wordpress.com
- Tulisan ini diikutsertakan pada lomba Blog Kompetisi Penulisan dan Foto Bertema Sail Raja Ampat 2014: Wonderful
Indonesia Blogging & Foto Contest yang bisa dilihat di http://indonesia.travel/contest/raja-ampat-2014/
Sumber bacaan:
-
Pemberontakan Nuku, Persekutuan Lintas Budaya di Maluku Papua
Sekitar 1780 – 1810. Buku karya Muridjan Widjojo (2013)
-
Raja Ampat: Ekspedisi Bawah Laut Terbaik di Dunia, pada http://www.indonesia.travel/id/destination/248/raja-ampat
-
Kepulauan Raja Ampat, pada http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Raja_Ampat
-
Desa Wisata Arborek, pada http://www.indonesia.travel/id/destination/126/desa-wisata-arborek-raja-ampat
-
Wayag: Jalur Lautan Kepulauan Raja Ampat nan Indah, pada http://www.indonesia.travel/id/destination/83/wayag
-
Discover Islands, pada http://www.gorajaampat.com/discover-islands
-
Art and Culture, pada http://www.gorajaampat.com/art-culture
-
Sasi Rajaha, Penjaga Keindahan Alam Raja Ampat, pada http://travel.okezone.com/read/2013/01/22/408/750316/sasi-rajaha-penjaga-keindahan-alam-raja-ampat
-
Kuliner Khas Raja Ampat, pada http://keindahanwisatarajaampat.blogspot.com/2013/01/kuliner-khas-raja-ampat.html
-
Ke Raja Ampat Minus Menyelam, pada http://www.femina.co.id/waktu.senggang/jalanjalan/ke.raja.ampat.minus.menyelam/006/003/6
2 komentar
terima kasih atas informasinya, bisa juga mampir ke artikel mengenai kartu pra kerja jika berkenan. terima kasih banyak
BalasHapusBlognya bagus dan sangat menginspirasi
BalasHapus