Keanggunan Karang Agung

September 29, 2014

Pantai Karang Agung, Kebumen.

Saya dari tadi hanya memandangnya saja. Entah kenapa dia betul-betul berdiri anggun. Semestinya sebuah batu karang itu terlihat perkasa, tampak kokoh nan keras kepala.

Namun, bagi saya, Karang Agung itu adalah karang yang anggun. Terletak terpisah seratus langkah dari daratan utama Pulau Jawa, dia sukses membuat saya dari tadi tak bisa sekejap pun untuk tak memandangnya. Semakin dia bertahan dari terjangan ombak samudera Hindia yang kejam tak berjeda, semakin saja lanskapnya anggun menentramkan jiwa.

Dalam terpaan semilir angin samudera yang ditingkahi pepohonan kelapa yang teduh memayungi Pantai Karang Agung, saya terduduk pada sebuah batu besar yang rasanya disuguhi alam untuk bertakzim sempurna kepada sang Karang Agung. Saya sejenak merilis penat setelah sedari tadi berjalan cukup menguras tenaga untuk menelusur sudut-sudut pantai yang terletak di Desa Argopeni, Kecamatan Ayah, Kebumen. Di samping saya, @AnasAfifi juga sedang duduk mengaso. Anas tetap menjadi sahabat sejati petualangan saya untuk menyibak pesona-pesona Kebumen, kampung halaman kami, yang jarang terungkap. 

Pantai Karang Agung menawarkan hamparan pasir hitam yang ditimpa oleh bebatuan kerikil berbulat-bulat. Di seberangnya terdapat serak-serak bebatuan karang yang selayak jalur penghubung daratan pantai dengan Karang Agung. Ombak akan bersemangat memeluk pantai melalui dua arah dengan mengelilingi Karang Agung. Tapi, jangan pernah remehkan sang ombak karena mereka terbiasa melompati bebatuan karang sekalipun 1,5 meter tingginya.

Tatkala berjalan ke arah selatan, saya berjumpa dengan muara dari sungai kecil yang dalam mengukir lembah karst dan merayapi bebatuan hitam. Air tetap mengalir lancar meski saat itu sedang puncak musim kering. Makin ke selatan, saya dihadapkan pada karang hitam yang langsung ditindihi oleh lereng bukit beralas rumput dan pepohonan jati. Dari balik bukit pembatas selatan ini, sesekali muncul perahu nelayan yang tampaknya akan pulang menuju TPI Pedalen untuk bersiap menunaikan ibadah sholat Jumat.

Jujur dalam benak saya, wujud Karang Agung tampak seperti Batu Layar ikon Pantai Sawarna, Banten ataupun Watu Ulo tengara Pantai Papuma, Jember. Bahkan ada yang menyebut Karang Agung semacam Tanah Lot nya Kebumen. Dibandingkan pantai-pantai tersebut, jelas Karang Agung sangat jauh lebih tak terkenal. Saya yakin orang Kebumen saja jika melihat Karang Agung pasti akan langsung kaget kalau ternyata ada lanskap batu berkarang lancip yang ditumbuhi pepohonan liar di lepas pantai di Kabupaten Kebumen.

“Wah, keren banget pantainya”
“Ah, mosok sih ada di Kebumen?”
seterusnya dilanjutkan “Di mana ini mas?” atau
“Di Kebumen sebelah mana mas?”
“Kapan-kapan ajak saya ke sana yah mas?”
Ya, saya rasa seperti itulah template alurnya. Tatkala memandang Karang Agung, mereka akan berekspresi lalu bertanya demikian.


Perjalanan menuju Pantai Karang Agung. Menembus hutan jati Perhutani.
Karang Agung dilihat dari sisi selatan pantai.
Nyiur meneduhkan sepanjang Pantai Karang Agung,
Di sisi utara terdapat lokasi batu pertapaan. Tapi sekarang jarang digunakan.

Bagi warga setempat, Karang Agung menjadi pantai yang cukup dikeramatkan. Terdapat sebuah batu karang di sisi sebelah utara pantai yang difungsikan sebagai tempat pertapaan. Di belakang batu pertapaan itu terdapat dua buah goa yang saya perkirakan menjadi muara sungai bawah tanah. Goa ini seperti ceruk yang mana ombak-ombak akan masuk ke dalam goa. Saya juga menemukan bekas sesaji di tepi Pantai Karang Agung yang berisi ubo rampe bunga dan hasil bumi.

“Oh, kemarin empat hari lalu, hari Selasa Kliwon masyarakat Argopeni melaksanakan tradisi Sedekah Laut. Sesaji itu merupakan bekas Sedekah Laut.”  ungkap Ibu penjaga warung yang menjadi tempat penitipan motor, selepas kami pulang dari Karang Agung.

Pantai Karang Agung sepertinya menjadi pantai yang sengaja ‘disembunyikan’ oleh deretan bukit-bukit karst Gombong Selatan. Ia terselinap sunyi pada lekuk kecil perbukitan yang dikelililingi oleh rimbunnya hutan jati milik Perhutani. Dari tempat penitipan motor, saya dan Anas harus berjalan menyusuri setapak tanah yang jarang dirambah. Terlihat rimbunan daun jati mesra menutupi jalanan yang lebarnya tak sampai satu meter. Kami butuh setengah jam berjalan kaki naik turun bukit. Itu pun kami harus berjalan cepat.

Saya rasa kehadiran paling agung di Pantai Karang Agung adalah pada saat menyongsong mentari pulang ke pelukan malam. Pantai yang menakjubkan ini menghadap tepat ke arah barat. Pandangan lepas berbatas cakrawala samudera dengan hiasan keanggunan Karang Agung akan menjadi bingkisan terbaik menikmati  sebuah momen baskara terbenam. Terlebih bagi pemburu foto long exposure, Karang Agung bisa menjadi ruang terbaik untuk mengabadikan senja kaya warna beserta air memutih yang halus menyelinap di antara karang-karang kecil yang bertebaran.

Ya, panorama seperti itulah yang juga menjadi imajinasi impian saya dan Anas. “Menikmati sepotong senja dan mengabadikannya secara anggun di Karang Agung”. Maka, suatu waktu kalau pergi ke Karang Agung lagi, kami akan khusus meluangkan sepenggal sore untuk menikmati momen teristimewa menyesap senja di sana.

“Tentu, sambil kita menikmati kopi racikan sendiri. Dan, juga bersama istri” tuturnya. Baiklah. Saya mengamini kalau momen itu saya rasa merupakan momen paling romantis untuk menikmati lanskap Karang Agung yang anggun.


Catatan:


  • Jika tertarik berpetualang ke Pantai Karang Agung, saya lebih baik sarankan untuk terlebih dulu menuju ke Desa Argopeni, Kecamatan Ayah, Kebumen. Desa ini dilintasi jalur pesisir Yogyakarta –Cilacap (Daendels) yang membelah kawasan karst Gombong Selatan. Sesampai di Desa Argopeni, tanyalah kepada warga setempat. Mereka akan dengan senang hati menunjukkan ‘pintu masuk’ jalan setapak dari tepi jalan.
  • Dengan bertanya kepada warga, sekaligus juga kita memberi tahu kalau kita berkunjung ke Karang Agung. Maklum, pantai ini sangat sunyi dan melewati hutan jati milik Perhutani. Saat berkunjung ke sana, saya dan Anas adalah satu-satunya manusia di Karang Agung.

Nelayan melintas Karang Agung. Pulang menuju Pantai Pedalen, tetangga Karang Agung.
Goa di sisi utara Pantai Karang Agung. Tampaknya muara sungai bawah tanah.
Bekas sedekah laut yang ada di Pantai Karang Agung.
Betapa anggunnya Pantai Karang Agung diterjang ombak samudera.
Diberkahi oleh nyiur semampai.
Semacam karang "I am Groot". Seperti tokoh pada The Guardian of The Galaxy.
Tak ada habisnya saya takjub memandang Karang Agung yang anggun.
Momen sunset nanti, saya merencanakan ke sini lagi.
Sendiri. Bertahan di hadapan samudera.

You Might Also Like

31 komentar

  1. cakep mas view Karang Agungnya, sekilas mengingatkan saya pada suasana di Tanjung Papuma

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betuul mas Andika.. :D Sepintas memang kayak di Tanjung Papuma.. Ini versi kecilnya.. dan belum banyak yang tahu tentang Karang Agung. Padahal potensial untuk hobi fotografi, ataupun sekedar menikmati suara deburan ombak samudera

      Hapus
  2. Balasan
    1. silakan mas main ke Kebumen.. di kawasan ini banyak obyek2 pantai dan goa yang menarik.. :D terima kasih udah mampir di blog saya

      Salam kenal..

      Hapus
  3. Josh dah kebumen punya papouma juga mantap mas Iqbal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas Angki.. Kebumen punya banyak potensi, cuma belum banyak dikenal saja.. kurang promosi. :D
      Silakan mas Angki main ke Kebumen.. :D

      Hapus
  4. Kok saya baru tau yah kang nek ng ayah ana kaya kiye.... Hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah, kmana aja kamu Sipoh? padahal neng daerahmu kui sangat banyak pesona... Wes ngerti ono benteng jepang di Argopeni??

      Hapus
  5. Jadi pengen kesini. Sebelah mananya Menganti mas iqbal? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Wulan.. monggo ke sini.. masih banyak tempat di Kebumen yg menarik untuk dikunjungi.. :D
      Ini dari Menganti ke barat lagi. Klo Menganti di Desa Karangduwur, Karang Agung ini ada di desa Argopeni, tetangga desa Karangduwur.. :D

      Hapus
  6. Salam kenal kang iqbal... maa syaa Allah banget ni pantai... ngomong2, goa jepang argopeni sebelah mana ya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal mas Adam. Siiplah sampun main ke blog saya. Goa Jepang itu di samping tower desa Argopeni. Yg lain juga ada..

      Hapus
    2. siipz... kapan2 bisa mampir kang... hehehee

      Hapus
  7. Wah ini yang ya pengen dari kemarin...semoga segera bisa sampai sini...makasih infonya mas...salam kenal...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siiip mas Andana.. Salam kenal.. Semoga segera kesampaian ke Karang Agung.. :D

      Hapus
  8. keren mas postingannya, saya juga orang kebumen udah 2 kali kekarang agung, mau nyoba buat blog kaya mas iqbal. salam kenal..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas Romzan.. salam kenal.. aku juga asli kebumen.. asli kutowinangun.. ayoook mas buat blog.. ceritakanlah Kebumen.. biar makin banyak yg tahu tentang Kebumen.. :D Terima kasih udah berkunjung..

      Hapus
  9. aduh pengen kesana si pengen...tapi kok mandan mrinding juga yak hehhe... bawa teman rame2 aja ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. mbk Siti Rohanah, jangan takut nyali ke Karang Agung. Sekarang sudah dikelola masyarakat lhoo.. rame-rame makin seru dan asyiik.. :D

      Hapus
  10. Salam kenal mas iqbal... keren abis... kalo dari kota kebumennya berapa jam ya mas??

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih mas Ikhwan Hafis atas kunjungannya.. Kalo dari kota kebumen naik motor atau kendaraan pribadi sekitar 1-1,5 jam.. Lewat Pantai Suwuk terus naik ke perbukitan karst ke Arah Logending/Cilacap. Nanti sampe di Desa Argopeni ada plang informasi pantai Karangagung.. :D Silakan main mas

      Hapus
  11. mas itu jalan masuknya kalo dari arah logending kmana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam mas Ahmad Masrur.. :D.. Kalo dari Logending naik terus mas.. Jalannya yg ke arah Menganti/Karangbolong. Nah sebelumnya, ketika udah naik dan lihat ada tower berarti udah deket sampe pintu lokasi.. Itu di Desa Argopeni.. :D Sudah ada papan informasinya kok mas.. :D

      Hapus
  12. Balasan
    1. nah klo dari Logending itu sebelumnya mas.. :D

      Hapus
  13. kalo dari pantai suwuk kemana bang???

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo dari Suwuk, tinggal tuju ke arah bukit itu ke arah Pantai Logending.. Nanti sesampai di Desa Argopeni, skitar 12 km, akan ada papan informasi Pantai karang Agung.. Nanti tinggal titipkan motor.. :D Jalan kaki setengah jam..

      Hapus
  14. Klo dari stasiun gombong berapa jam yah mas,pengin bgt kesana nih.. , 😊

    BalasHapus
  15. ternyata di kebumen juga ada yang tempat sekeren ini, saya baru tahu..

    BalasHapus

Twitter @iqbal_kautsar

Komentar Pembaca

BACA LEBIH BANYAK