Mbaru Niang. Berasap ketika dapur sedang mengepul.. Rumah yang sangat penuh makna. |
“Pemahaman akan kebutuhan
bersahabat dengan alam itu bagi masyarakat perlu diturunkan kepada generasi
berikutnya sejauh pengalaman cara berhubungannya pernah membuahkan hasil
gemilang yang membahagiakan semua anggota.”
- Prof. Gunawan Tjahjono, Guru Besar Arsitektur UI dalam buku “Pesan dari Wae Rebo”
Sejarah lisan masyarakat Wae Rebo menyebutkan bahwa Mbaru Niang telah ada sejak ratusan tahun. Empo Maro, sang pendiri
kampung Wae Rebo yang dilanjutkan keturunannya
mewarisi teknik pembangunan Mbaru Niang. Bangunan Mbaru Niang menggunakan
teknologi ikat pada sambungan struktur bangunan. Rotan menjadi pengikat bambu
dan kayu. Hasilnya menciptakan bangunan yang kokoh tapi fleksibel.