Kelimutu, Keajaiban Kawah Arwah
April 28, 2014
Kawah Tiwu Ata Polo. Saat itu berwarna merah kecoklatan.
|
Berkunjung ke tanah Flores tidak afdhal jika tidak hadir memuji keajaiban Danau Triwarna Kelimutu. Kelimutu telah lama menjadi daya tarik utama para pelancong dari seluruh dunia untuk berpetualang di pulau terbesar di wilayah Nusa Tenggara Timur ini. Ibaratnya, seperti ke Bali tanpa ke Pantai Kuta jika tidak ke Kelimutu saat ke Flores.
Sabtu pagi (15/03/2014), saya dan Bang A. Mei Harmawansah pun tak mau
melewatkan pesona Danau Kelimutu. Kami
rela menerjang dingin pagi-pagi buta demi menjemput surya terbit di danau vulkanik
yang terletak di Koanara, Kec. Wolowaru, Kab. Ende, Flores.
Semburat pagi telah mewarnai langit ufuk timur. Di gardu pandang Tugu
Kelimutu, kami bersama beberapa wisatawan – kebanyakan turis asing – penuh sabar
menunggu saat-saat istimewa mentari bangkit dari tidurnya. Momen sempurna
sunrise Kelimutu adalah salah satu sunrise terindah di Indonesia. Mentari bulat dengan apik menyembut dari ufuk
timur. Warnanya merah menyala. Setelah perlahan makin ke atas, warnanya mulai
menguning. Cantik jelita.
Cahaya lalu mulai menerangi bumi Flores. Tiga kawah Kelimutu lantas
berangsur-angsur terlihat semarak berwarna. Di depan kami, terhampar kawah
berwarna hijau toska cerah yang disebut orang setempat sebagai Tiwu Nua Muri
Koo Fai. Di sampingnya, dengan hanya dibatasi oleh tebing sempit, terdapat Tiwu
Ata Polo yang berwarna coklat pekat. Satu lagi, kawah Tiwu Ata Mbupu yang
berwarna hijau lumut kehitaman berada membelakangi kami.
Kawah Tiwu Nua Muri Koo Fai diyakini sebagai markas arwah kawula muda.
Kawah Tiwu Ata Polo dianggap sebagai markas arwah orang yang suka melakukan kejahatan.
Adapun kawah Tiwu Ata Mbupu merupakan singgasana arwah kaum sepuh yang
bijaksana. Oleh sebab itu, setiap orang yang hadir ke Kelimutu harus menjaga
kesopanan dan tidak boleh takabur. Tidak boleh untuk berkata kasar dan
sembarangan. Dan, tentunya harus menjaga kebersihan tempat keramat nan indah ini.
KawahTiwu Ata Mbupu. Warnanya hijau lumut. Paling stabil. |
Bang A. Mei mengabadikan Kawah Tiwu Nuwa Muri Koo Fai, Saat itu berwarna hijau toska. |
Saya begitu meresapi pagi yang riang gembira ini. Bang Mei antusias
mengabadikan setiap pesona Kelimutu yang menakjubkan. Sembari duduk dan
menyeduh kopi panas, saya jadi teringat semasa saya SD dulu uang pecahan 5 ribu
rupiah itu bergambar Danau Kelimutu. Saya ingat bahwa Danau Kelimutu berwarna
merah, hijau dan hitam. Tapi sekarang dimana merahnya??
Ya, inilah sesungguhnya keajaiban dari Danau Kelimutu. Danau Kelimutu bisa
berubah-ubah warna tanpa bisa terprediksikan. Momen seperti ini sangat langka
di dunia. Kadang-kadang warnanya bisa biru, hijau dan hitam, dan lain waktu
bisa berwarna putih, merah, dan biru. Kadang juga dua danau yang bersebelahan
bisa sama warnanya: hijau toska dan satu danaunya berwarna coklat tua. Tak bisa
diprediksi. Sejak BCChMM van Suchtelen pertama meneliti warna Kelimutu pada
1915, sudah banyak peneliti dari seluruh dunia yang takjub dengan keajaban Kelimutu.
Kalangan peneliti memberikan informasi bahwa perubahan warna air pada
danau Kelimutu disebabkan oleh faktor kandungan mineral, lumut, batu-batuan di
dalam kawah, tekanan gas aktivitas vulkanik dan juga pengaruh cahaya Matahari.
Studi lain menambahkan bahwa aktivitas kegempaan juga dapat mengubah warna
kawah danau.
“Orang sini meyakini kalau warna
Kelimutu sedang berubah itu pertanda akan terjadi peristiwa besar di
Indonesia.” Ungkap John, seorang penjual kopi di Puncak Kelimutu. “Kalau sampai
ketiganya warnanya sama, katanya dunia ini bakal ada bencana besar bahkan bisa
kiamat.”
John Bulu, penjaga 'informal' di kawasan Kawah Kelimutu. Memastikan keselamatan pengunjung, |
Lereng Gunung Kelimutu. Asri dan rimbun. Masih alami. Tempat hidup aneka satwa. |
Monyet-monyet liar suka beraksi di pagi. Mengusili pengunjung. Tapi seru karena ada mereka. |
Danau Triwarna Kelimutu terletak di jantung Taman Nasional Kelimutu
sehingga dilingkupi oleh hutan yang lebat nan asri. Habitat yang masih alami
ini menjadi rumah nyaman bagi flora dan fauna, yang beberapa di antaranya
endemik di Kawasan Taman Nasional Kelimutu. Ketika pagi mulai menua,
monyet-monyet dari tengah hutan akan keluar menuju puncak Kelimutu. Mereka akan
mengusili wisatawan, meminta makanan. Saya tawarkan kerupuk, ah langsung
disambar tak malu-malu. Cepat sekali mereka meresponnya.
Di Taman Nasional terkecil di Flores ini, juga terdapat arboreteum – semacam hutan mini – yang
bisa digunakan untuk wisatawan mengamati flora dan fauna khas. Tersedia jalan
setapak dan papan nama pohon, membuat ‘menjelajah’ arboreteum menjadi sarana
edukasi menarik.
Saya dengar semarak kicauan burung garugiwa (pachycephala nudigula), salah satu burung endemik Kelimutu. Burung
ini oleh masyarakat setempat dikenal sebagai burung arwah karena keberadaanya
susah dilihat dan sulit ditangkap. Semarak kicauannya begitu keras dan nyaring,
bersahutan. Uniknya, kicauan burung ini berbeda-beda sesuai ketinggian. Pada
ketinggian 1.400 m dpal, ada 12 kicauan sekali berkicau. Pada ketinggian di
atas 1.400 m, kicauannya bisa mencapai 17 sekali berkicau.
Mentari mulai meninggi, gradasi warna kawah semakin nampak jelas. Kelimutu
makin cantik rupawan. Tapi, kami harus bersayonara meninggalkan Kelimutu demi
melanjutkan perjalanan ke destinasi selanjutnya. Hadir pagi hari di Kelimutu
adalah saat terbaik. Kabut biasanya menyelimuti Kelimutu saat siang akan
menjelang. Kami beruntung menyaksikan momen terbaik di destinasi sarat
keajaiban: Danau Kelimutu.
Catatan:
- tulisan ini merupakan rangkaian kisah perjalanan saya
mengikuti Adira Faces Of Indonesia #UbekNegeri Copa de Flores yang
diselenggarakan Adira Finance dan Bank Danamon pada tanggal 14-19 Maret 2014
- tulisan ini juga bisa ditemui di
http://www.adirafacesofindonesia.com/article.htm/2896/Kelimutu--Keajaiban-Kawah-Arwah
Sejenis sunrise yang sempurna di Kawah Kelimutu. Tak rugi menunggu diterpa dingin. |
Tugu Pandang Kawah Kelimutu. Dari sini bisa melihat ketiga kawah yang berwarna berbeda-beda. |
Wisatawan asyik sangat senang terhadap keajaiban alam ini. Mereka tak lupa mengabadikan. |
Cakep sekali Kelimutu jika saat cerah. Sempurna. Datang harus pagi. Setelah jam 9 biasanya akan tertutup mendung. |
Rerimbunan Taman Nasional Kelimutu. Tempat hidup burung-burung langka. |
Monyet ini pasti dengan senang hati siap mengusilimu. :P |
Sejenis bawang. Tumbuh di Taman Nasional Kelimutu. |
Nyelfie dulu di salah satu kawasan wisata kebanggaan Indonesia. Eksis gaes.. |
Tempat yang dipercayai oleh Suku Lio sebagai pintu masuk para arwah untuk berdiam diri di Kawah Kelimutu. |
0 komentar