A Perfect Sunrise in Kelimutu
April 28, 2014Cahaya bulan masih terang saat saya dan A. Mei lepas dari Hotel Flores Sare di Moni. Kami bersegera untuk menyambut mentari terbit di Puncak Kelimutu. Waktu itu masih sekitar pukul 04.30 WITA. Padahal kami baru tidur 3 jam. Dingin pegunungan memang bersarang nyaman, untunglah kami beruntung suhu Moni masih ramah karena saat itu adalah musim hujan. Jika musim hujan, dingin tidaklah menusuk tulang. Masih ramah untuk diterjang. Saya pun menuju Kelimutu tanpa memakai jaket. Begitu juga A. Mei.
Moni, merupakan gerbang bagi wisatawan untuk menuju Kawah Tiga Warna
Kelimutu. Saya lebih senang menyebutnya sebagai kota karena meski kecil seperti
desa tapi untuk ukuran Flores, Moni bisa dianggap sebagai kota kecil. Di Moni
inilah, penginapan-penginapan berdiri yang disediakan untuk wisatawan yang
ingin menjemput sunrise di Kawah Tiga
Warna Kelimutu.
Mencapai Moni bisa dilakukan dari dua arah. Saya menjangkaunya dari
Maumere karena pesawat kami mendarat di Bandara Frans Seda Maumere. Maumere berjarak 98 km di sebelah
timur Moni yang bisa dijangkau selama 2,5-3 jam. Pilihan lain adalah menuju
Moni dari arah barat, yakni dari Ende,
sejauh 53 km dengan waktu tempuh 2 jam. Moni berada di lereng Gunung Kelimutu
sehingga hawa sejuk selalu menyelimuti daerah yang terletak di Kabupaten Ende
ini.
Gerbang Taman Nasional Kelimutu. Izin dan membayar tiket masuk. |
Menjelang mentari terbit. Menanti momen 'sakral' Kelimutu. |
Mobil kami segera meluncur dari Moni untuk menuju Kawah Kelimutu sejauh 13 km. Perjalanan ini akan ditempuh sekitar 45 menit dengan jalan berkelak-kelok. Hawa kantuk yang masih nyaman bersarang di mata membuat perjalanan kami tak terasa. Tiba-tiba saja kami sudah sampai di gerbang Taman Nasional Kelimutu. Kami lalu mesti membayar tiket masuk dan kamera di loket. Taman Nasional Kelimutu ini berada dibawah naungan Kementerian Kehutanan RI. Kawah Tiga Warna Kelimutu berada di dalam Taman Nasional Kelimutu.
Memasuki area Taman Nasional, jalan makin berkelak-kelok mengikuti kontur bukit yang curam. Di sini kami harus makin waspada, karena menjumpai beberapa titik longsoran. Perjalanan dari gerbang Taman Nasional Kelimutu menuju area parkir ditempuh selama 15 menit. Kami segera bergegas untuk berjalan karena semburat terang telah terlihat di ufuk timur. Aha… Sudah dekat momen sempurna mentari bangun dari tidurnya sepanjang malam.
Kami bersyukur. Kelimutu shubuh itu sebegitu cerah. Gairah kami untuk
lekas menuju Puncak Kelimutu begitu bergelora. Kami tak mau melewatkan
kesempatan golden sunrise di kawah
Kelimutu yang terkenal dengan keajaiban tiga warnanya. Kini kamu harus berjalan
kaki. Tadinya jalanan setapak agak menanjak. Kemudian disambung dengan jalanan
tanah agak rata. Di 300 meter terakhir, jalanan menanjak begitu hebat. Tapi,
saya dan A. Mei tiada boleh menyerah. Sunrise sempurna di Kelimutu tinggal
sebentar lagi. Total jarak 1,5 km kami tempuh berjalan kaki dalam waktu 20
menit. Menurut Pak Bosco, guide kami, waktu tersebut termasuk cepat.
Wisatawan luar negeri sangat senang pada momen ini. Mereka antusias mengabadikan salah satu sunrise terbaik. |
Hosh.. Hosh.. Hosh.. Sebegitu sampai di puncak, lelah kami terbayar lunas dengan panorama luar biasa Kawah Kelimutu pagi itu. Dari Laut Sawu, mentari menyembul bulat. Merah menyala seperti ingin mencengkeram riang seharian. Sempurna. Saya dan A. Mei pun menjadi saksi golden sunrise Kawah Kelimutu bersama wisatawan lain yang semuanya adalah turis asing. “Kami seperti berada di luar negeri” begitu kata saya kepada A. Mei.
“Beruntunglah kalian, pagi ini sunrise
bisa dapat bulat. Hari lalu tertutup mendung. “ terang John Bulu, seorang
penjual kopi sekaligus penjaga Kawah Kelimutu. Dia pun lalu menyalami kami
karena dia senang ada orang Indonesia yang bisa berada di Kelimutu saat pagi
hari. “Biasanya wisatawan domestik lebih senang datang siang hari.” ungkapnya.
Saya pun mulai duduk di tugu pandang Kelimutu. Mulai menikmati sunrise syahdu yang sempurna dari Puncak
Kelimutu. Dalam hati, saya pun berucap syukur. “Terima kasih Allah, Engkau
perkenankan saya melihat salah satu sunrise terindah di Indonesia”
Catatan:
- tulisan ini merupakan rangkaian kisah perjalanan saya
mengikuti Adira Faces Of Indonesia #UbekNegeri Copa de Flores yang
diselenggarakan Adira Finance dan Bank Danamon pada tanggal 14-19 Maret 2014
- tulisan ini juga bisa ditemui di
http://www.adirafacesofindonesia.com/article.htm/2903/Menuju-Sunrise-Kelimutu
Keindahan ini lebih banyak dinikmati wisatawan asing. Wisatawan domestik baru datang agak siang. |
Wisatawan asing sangat menikmati hangatnya mentari. Mereka santai di Tugu Pandang Kelimutu. |
Moni di antara Ende dan Maumere, Kampung yang menjadi pintu masuk Kelimutu. |
4 komentar
mantappp,,
BalasHapuspas kesini dah lewat sunrisenya :))
Kang Dalijo, aku yg kesini yg kedua kalinya yg dapet sunrise cakep banget.. Yang pertama pas sama lingga, ketutup mendung di cakrawalanya.. Lumayan.. :)
HapusNuwun.. Udah main..
Sungguh luar biasanya. Semoga dalam waktu dekat bisa menjejakkan kaki di Kelimutu..
BalasHapusYuuhuuy.. salah satu keajaiban alam Indonesia, Admin Travel Jagoo.. :D
HapusAmiiin.. semoga bisa segera ke Kelimutu..
Salam kenal..