Sate Ikan Tanjung, Cita Rasa Kaya Gizi dan Tradisi Lombok Utara
Mei 17, 2013
Sate Ikan Tanjung, kuliner khas Lombok Utara.
|
Siapa tak kenal kecantikan Tiga Gili (pulau): Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air? Seluruh penjuru dunia tahu kemolekannya. Tiga pulau mungil di Lombok Utara yang menawarkan suguhan terbaik ‘tropical paradise’: sun, sand, sea. Tapi... Sekedar mengunjungi destinasi wisata rasanya tidaklah lengkap. Kita mesti mencicipi kuliner khas setempat. Agar kisah perjalanan kita ke suatu tempat kian sempurna. Di Lombok Utara, ada kuliner legendaris tiada duanya di dunia yang harus dijajal, yakni Sate Ikan Tanjung.
Lapar mendera perut saya. Seharian bercengkerama dengan alam Gili Trawangan membuat perut kehabisan isinya. Berenang, berjalan di atas pasir dan berkeliling pulau memakan banyak tenaga.
Selepas mendarat lagi di Bangsal – pelabuhan penyeberangan ke tiga Gili, saya beserta empat kawan langsung menuju Tanjung, ibukota Kab. Lombok Utara. Sekitar 10 km jarak yang ditempuh. Di Tanjung, kami akan mengusir lapar dengan kelezatan Sate Ikan Tanjung, masakan khas orang Dayan Gunung – sebutan lain orang Lombok Utara.
Beberapa penjual berderetan menjajakan sate ikan di pelataran
kios-kios Pasar Tanjung. Tempat ini menjadi sentra sate ikan di Tanjung. Lokasinya
berada di pusat kota Tanjung, sehingga mudah ditemukan. Terlebih tepat di tepi jalan
utama Lintas Utara Pulau Lombok.
Hafidz, kawan asal Mataram, mengajak ke warung Sate Ikan Tanjung
langganannya, milik Pak Iman. Sebuah gerobak berwarna hijau dilengkapi dengan
bangku dan tikar untuk lesehan. Saat itu ada beberapa pembeli mengantri. Namun,
mereka beli untuk dibungkus. Semuanya adalah warga Tanjung dan sekitarnya. Kami
satu-satunya dari luar daerah, sehingga kami makan sate ikan di tempat.
Sayangnya, Pak Iman, sang pemilik, sedang tidak ada di tempat.
“Satu porsi sepuluh ribu, dua puluh tusuk.” tutur ibu yang
menjaga warung, kerabat Pak Iman.
Biasanya tidak hanya sate ikan yang dijajakan, ada pepes
ikan sebagai teman menikmati hidangan. Di tikar, saat itu sudah terhidang dua
jenis pepes. Satu piring pepes telor ikan. Satunya pepes kepala ikan. Sembari
menunggu sate ikan dan menyicil menghalau lapar, saya mencoba makan satu pepes
telor ikan. Aih, rasanya cukup menyeruak yang bisa menjadi pemanasan sebelum
makan sate ikan. Pedas tapi nikmat.
Akhirnya, sate ikan yang dinanti sudah datang. Tampilan sate
ikan Tanjung sekilas mirip sate lilit di Bali. Ya, bentuknya memang melililt-lilit.
Olahan ikan ditusuk melilit dengan dipadatkan pada tusuk bambu. Aroma bakar
sate ikan menggugah selera. Mewangi khas ikan dibakar. Siapa yang bisa
berlama-lama menatap hidangan istimewa ini?
“Sate ikan enaknya dimakan saat masih panas, mas.” saran
Hafidz.
Gigitan pertama untuk Sate Ikan Tanjung! Rasa rempah
langsung terasa di lidah. Menyusul berikutnya
pedas berbalut gurih sedikit manis. Daging ikan yang dikunyah pun begitu
halus dengan bumbu yang sangat meresap. Enak nan mantap. Nafsu makan langsung
terangsang untuk segera melanjutkan. Satu tusuk sate ikan tanjung pun tandas!
Berikutnya tusuk kedua, tusuk ketiga, tak berlama-lama.
Karena lapar yang menghebat, saya lanjutkan menyantap sate
ikan dengan lontong nasi. Ternyata cukup klop sate ikan dimakan sebagai lauk.
Sate ikan bisa disantap sekedar ‘camilan’ ataupun sebagai lauk. Dimakan dengan
dipadankan pepes ikan pun juga cocok. Tak butuh waktu lama, sate ikan pun cepat
lepas landas ke perut saya. Tandas.
Dan, saya kini kepedasan. Ham.. ham.. ham... Badan langsung
berkeringat. Sate Ikan Tanjung memang ‘nendang’.
Dari Tradisi menjadi Ladang
Hidup Sehari-hari
Makanan daerah di Nusantara memiliki relasi dengan tradisi
masyarakat. Makanan adalah sebuah produk kebudayaan masyarakat. Sate Ikan
Tanjung pun berhubungan erat dengan kehidupan masyarakat Lombok Utara. Sate
Ikan Tanjung menjadi makanan yang lazim disajikan pada hari besar keagamaan dan
pesta perkawinan Suku Sasak di Tanjung. Ada nuansa spiritual bagi masyarakat
Tanjung dalam hidangan sate ikan.
Setiap Idul Fitri dan Idul Adha, setiap keluarga akan
membuat sate ikan. Masakan sate ini disuguhkan kepada para tamu atau sekedar
dimakan sendiri. Ibaratnya sate ikan bagi masyarakat Tanjung seperti opor bagi
masyarakat Jawa. Pada pesta perkawinan, sate ikan menjadi salah satu makanan yang
mesti ada pada daftar sajian kepada tamu undangan. Pesta terasa hambar jika
tidak ada suguhan sate ikan.
Seiring berjalannya waktu, sate ikan kemudian menjadi
alternatif sumber mata pencaharian bagi sebagian warga Tanjung. Pada awalnya,
hanya warga dusun Kandang Kaok, Tanjung yang berdagang sate ikan. Berkembangnya
pariwisata di Lombok Utara lalu menyuburkan minat banyak masyarakat Tanjung untuk
ikut berjualan Sate Ikan Tanjung. Keluarga Pak Iman, warga Kandang Kaok adalah
salah satu pionir yang merintis usaha sate ikan di Tanjung.
“Sudah lebih dua puluh tahun kami berjualan sate ikan. Kami
ini generasi ketiga. “ tutur perempuan lebih muda sambil mengolesi sate dengan
bumbu.
Suasana warung Pak Iman. Sate diolesi bumbu kemudian dibakar. @iqbal_kautsar |
Sesuai warisan tradisi, sate ikan Tanjung dibuat dengan menggunakan
ikan cakalang. Ikan cakalang diperoleh dari sekitar perairan dekat Tanjung.
Kota Tanjung merupakan kawasan pesisir utara Pulau Lombok yang kaya dengan
hasil laut. Apabila cakalang sedang tak musim, ikan lainnya seperti ikan paso,
ikan marlin dan ikan lamoan pun dapat menjadi pilihan, asal ciri rasanya tidak
berbeda jauh dengan cakalang. Ikan-ikan yang diolah harus merupakan ikan yang
segar.
Pembuatan sate ikan tanjung memerlukan beberapa tahap.
Pertama, bahan baku ikan dipisahkan antara daging ikan dengan tulangnya.
Dipotong-potong menjadi kecil-kecil. Selanjutnya daging ikan direndam pada
bumbu. Paling tidak butuh semalam agar bumbu meresap pada daging ikan. Adapun
bumbu yang digunakan yakni campuran cabe besar, cabe rawit, bawang putih, jahe,
lengkuas, kunyit, kemiri, dan merica yang digiling terlebih dulu
Daging yang telah direndam kemudian diaduk bersama santan
kental dan bumbu. Jadilah sebuah adonan mirip tepung. Adonan ini lalu ditusukkan
melilit pada lidi bambu. Setelah itu, sate dilumuri dengan bumbu rendamannya
untuk memantapkan rasa dan aroma.
Terakhir, sate ikan dibakar di atas "prapen"
(tempat memanggang sate terbuat dari tanah liat). Aroma sate ikan menyebar
bersama asap arang batok kelapa yang mengepul ketika dikipas dengan alat
terbuat dari anyaman bambu. Biasanya, pedagang membakar sate setengah matang
dulu. Ketika ada pembeli yang memesannya, sate itu akan dibakar lagi.
“Dalam sehari, kami menghabiskan kurang lebih lima belas
kilogram ikan segar. Kalau musim liburan dan puasa tiba, jumlah tersebut bisa
meningkat hingga lima puluh kilogram per hari.” ungkap ibu kerabat Pak Iman.
Penghasilan dari berjualan sate ikan cukup lumayan. Meski
begitu, ibu ini tidak mau merinci berapa yang didapatkan per harinya. Yang
pasti, keluarga Pak Iman bisa hidup layak berkat berdagang sate ikan. Seperti
warung-warung sate ikan Tanjung lainnya, usaha Pak Iman buka mulai jam 14.00
WITA sampai dengan 21.00 WITA.
“Biasanya sate ikan kami sudah habis sebelum maghrib.”
lanjutnya.
Sate ikan, pada mulanya adalah sebuah makanan dalam tradisi.
Kini telah bertransformasi menjadi tumpuan hidup sehari-hari bagi sebagian rakyat
Tanjung. Apakah ini semacam degradasi nilai tradisi? Ah, rasanya bukan.
Berdagang sate ikan bisa menjadi salah satu cara melestarikan tradisi makanan khas
Tanjung, Lombok Utara. Terlebih, geliat usaha ini mengukuhkan adanya sebuah warisan
tradisi yang bisa menggerakkan ekonomi setempat. Tradisi yang memberi
kemakmuran masyarakat pengusungnya.
Suasana kota Tanjung, di emperan toko Pasar Tanjung. Gerobak hijau adalah milik Pak Iman. @iqbal_kautsar |
Kuliner Kaya Gizi
Dua puluh tusuk sate ikan habis saya lahap. Badan saya pun langsung
menghangat. Segar kembali. Mata kembali melek. Efek dari khasanah rempah sate
ikan sangat menyentak. Segarnya ikan cakalang turut membuat badan menjadi
bugar. Sate Ikan Tanjung bukanlah sekedar kuliner yang hebat dalam cita rasa.
Sate ikan Tanjung juga mantap dengan kekayaan gizinya.
Siapa yang yang meragukan gizi ikan cakalang? Meski proses
pembakaran pada Sate Ikan Tanjung mengurangi kandungan gizi, ikan cakalang
tetap memiliki nilai gizi yang tinggi dan dibutuhkan tubuh. Cakalang adalah sumber utama protein hewani dan
memiliki kandungan omega-3 yang tinggi. Protein bermanfaat sebagai antibodi
pembentuk imunitas tubuh penangkal penyakit, sebagai sarana kontraksi otot, dan
sebagai penghasil berbagai enzim untuk menimbulkan reaksi proses kehidupan.
Senyawa Omega-3 (DHA dan EPA) pada cakalang memiliki peran
penting dalam proses sel-sel saraf dan otak. Bagi anak, Omega-3 sangat baik
meningkatkan kecerdasan pada masa tumbuh-kembang anak. Bagi orang dewasa,
sangat dibutuhkan untuk mempertajam daya ingat dan menunda penuaan.
Selain itu, Omega-3 berguna untuk merawat kekebalan dan daya
tahan tubuh. Kandungan Omega-3 juga dapat mencegah timbulnya penyakit jantung,
menstabilkan tekanan darah dan mengurangi kadar kolesterol dalam darah yang
merupakan penyebab timbulnya stroke.
Pada bumbu sate ikan Tanjung pun tak kalah dalam hal kandungan
gizinya. Beragamnya bumbu rempah membawa beragamnya manfaat bagi tubuh. Cabai
bermanfaat untuk memperlancar sirkulasi darah ke jantung; menyembuhkan
bronkitis, influensa, sinusitis, dan asma; melindungi tubuh dari kanker; dan dapat
mengurangi pegal-pegal, sakit gigi, sesak napas, dan gatal-gatal. Merica
berguna untuk menyembuhkan sakit kepala; mengatasi bau keringat yang kurang
sedap, haid yang kurang teratur, panas dalam, rematik, dan asam urat.
Selain itu, kandungan gizi bawang putih berfungsi melindungi
saluran pencernaan dari kanker; sebagai zat antioksidan; sebagai zat antiseptik
terhadap luka;sebagai penguat jantung. Lengkuas berguna untuk mengatasi
rematik, menambah darah, memperlancar aliran darah, mengatasi batuk, dan kaya
akan antioksidan yang baik untuk daya tahan tubuh. Jahe pada sate ikan memiliki
gizi yang baik untuk dapat merangsang nafsu makan dengan
meningkatkan air liur dan cairan
pencernaan lainnya, mengurangi gangguan pencernaan dan masalah terkait seperti perut kembung.
Kunyit bermanfaat untuk mencegah berbagai kanker seperti
prostat, otak, kulit, payudara; mengurangi risiko leukimia; mengeluarkan racun
secara alami dari hati; membantu dalam metabolisme lemak dan membantu dalam
manajemen berat badan.
Adapun kemiri membantu menurunkan lemak jahat di dalam
tubuh, penyubur rambut, dan penyedia protein nabati yang tinggi. Santan kelapa berkhasiat
untuk membangun sistem kekebalan tubuh, menurunkan berat badan, dan melembabkan
kulit.
Sate Ikan Tanjung. Kaya kandungan gizi. @iqbal_kautsar |
Jadi, tidak diragukan lagi. Sate ikan Tanjung begitu kaya dengan kandungan gizi. Bukankah ini sangat menyenangkan? Menyantap sate ikan Tanjung berarti menyantap makanan nikmat sekaligus melahap gizi tinggi yang diperlukan tubuh. Kuliner khas Lombok Timur ini memang lezat nan sehat. Maknyuus!! Kalau ke Pulau Lombok, wajib dicoba!
***
Sore kian menjelang, tapi kota Tanjung kian ramai. Suasana
kota yang siang tadi lengang kini mulai dipadati kemeriahan wisatawan. Sehabis dari
Gili Trawangan, wisatawan biasanya akan mengunjungi Tanjung. Tidak lain lagi.
Mereka datang ke Tanjung pasti demi menjajal sate ikan Tanjung yang pedas nan
lezat. Turis-turis asing pun tak ketinggalan berburu sate ikan.
“Yang pernah makan Sate Ikan Tanjung pasti ketagihan. Mereka
pasti membungkus pulang atau datang lagi
ke sini setiap ke Lombok.” ungkap si Ibu.
Benar. Saya pulang ke Mataram dengan membungkus seporsi lagi
Sate Ikan Tanjung. Merasa kurang. Saya ketagihan dengan kelezatan sate ikan
Tanjung.
Panorama Gili Trawangan, 'tropical paradise' di Lombok Utara. Alangkah sempurna, setelah dari sini lalu melahap Sate Ikan Tanjung. @iqbal_kautsar. |
2 komentar
LOMBOK UTARA IS THE BEST :)
BalasHapusDahulu sebelum pindah saya selalu mampir ketika pergi ke bayan bersama Alm Ayah saya.pas pulang dari bayan selalu beli beberapa porsi,dan habis dimakan di dalam mobil.Sate ini enak dan murah.Sekarang udah jauh jadi hanya terbayang lezatnya sate ikan tanjung.oh lombok yg aku rindukan
BalasHapus