Durian Menoreh Kuning, Banjaroya. Benar-benar menggairahkan. |
Aroma durian begitu menyengat tatkala memasuki Desa Banjaroya. Semilir angin dari pegunungan Menoreh rasanya tepat menyapu wajah. Bau durian merasuk ke hidung kuat-kuat. Menghebatkan gairah menyantap sang raja buah. Perburuan saya pada sentra durian Menoreh terbaik pun menemukan targetnya. Desa Banjaroya, Kec. Kalibawang, Kab. Kulonprogo terkenal sebagai surga bagi pengikram durian.
Sepanjang kanan kiri jalan berderet lapak-lapak penjual. Kebanyakan para ibu yang menjajakan durian. Musim durian adalah berkah besar bagi warga desa yang terletak di pojok utara D.I Yogyakarta, berbatasan langsung Kab. Magelang Jawa Tengah. Banyak kendaraan berplat luar daerah berjejeran di depan lapak-lapak. Pengunjung tampak masyhuk mengulum tiap daging durian. Kurang puas ‘mendem duren’? Beberapa pengunjung memborong pulang durian Menoreh untuk oleh-oleh.
Namun, saya tidak tertarik mencicipi durian di pinggir jalan Kalibawang – Borobudur ini. Saya sedang melaksanakan misi khusus: memburu Durian Menoreh Jambon! Kata teman saya, untuk memperoleh Durian Menoreh Jambon harus ‘blushukan’ ke kampung-kampung. Langsung membeli ke pemilik pohonnya. Saya penasaran dengan keunikan warna jambon dan kelezatan rasa durian yang menjadi salah satu jagoan durian dari Jogja.
“Untuk bisa mendapatkan Durian Menoreh Jambon, di mana ya, Pak?” tanya saya kepada lelaki separuh baya di pertigaan Balai Desa Banjaroya.
“Kalau di pinggir jalan susah mas. Sekarang, juga tidak banyak pohonnya“, jawabnya. “Coba mas ke Pohon Induk Durian Jambon punya Bu Kasiyatun. Setelah Balai Desa, belok kanan mas. Terus ada setapak di kiri belok. Lurus hingga jalan naik. Nanti pohonnya ada di kanan setapak, di depan rumah dan ada plang tulisan Pohon Induk Durian Jambon”
Okeeey. Saya langsung tancap gas ke rumah Bu Kasiyatun di Dusun Slanden, Banjaroya. Jalanan kampung begitu sepi. Pepohonan merimbunkan saya dari terik siang. Beberapa pohon durian menyembul tinggi dengan buah-buahnya yang menggoda tapi telah ditali rafia. Begitulah cara pemiliknya untuk memudahkan dipanen. Motor saya pun pas berhenti di depan rumah Bu Kasiyatun. Sebuah pohon besar durian yang berplang tegak menjulang di pojok kiri depan rumahnya.