Lovely Bangka!
September 29, 2012Pantai Tamban, Bangka |
Pulau Bangka..
Sebuah bumi yang teranugerahi bejibun timah..
Di setiap tepian pulaunya terhampar pesona..
Perpaduan pasir putih, batu granit dan lautan tenang..
Serta harmonisitas beragam agama dan etnis budaya..
Sebuah keindahan yang unik..
Namun, bagiku..
Keindahan sesungguhnya adalah saat aku menemukan sahabat, kawan dan saudara baru di Bangka..
Aku berjumpa dengan manusia-manusia yang menjadikan petualanganku di Bangka memproduksi berjuta cerita bermakna..
Enam hari serasa aku menyelami seluruh realitas Bangka..
Ada keramahan..
Ada keindahan..
Ada ketulusan..
Ada keamanan..
Ada kehangatan..
Maka, tak percuma aku menjelajahi ujung-ujung penjuru Bangka..
Dari Muntok, Belinyu, Toboali, Sadai, Koba, Pangkalpinang, Tanjung Berikat, Sungailiat, dan Pangkalpinang..
Ratusan kilometer setiap hari tak terasa berat..
Itu adalah dekat..
Karena di setiap tempat yang kutuju aku merasa dipeluk hangat oleh mereka..
Secara sukarela mereka menyajikan cerita-cerita penuh gairah..
Tentang pesona daerah..
Tentang kekayaan alam..
Tentang manis pahit perjuangan hidup
Hingga tentang inspirasi membangun kebahagiaan..
Mereka berbagi dengan penuh senyuman dan kehangatan..
Mereka telah membuatku berwarna..
Mereka telah menggoreskan lukisan indah di kanvas perjalananku
Sekarang, aku sudah di Jogja kembali..
Aku mesti berterima kasih kepada mereka..
Walau saja, mungkin mereka tak tahu karena mereka pasti sibuk dengan perjuangannya..
Entah di tengah laut, di mercusuar, di tepi pantai, di lokasi usahanya, dan sebagainya..
Terima kasih kuhaturkan kepada mereka atas kehangatan dan keramahannya:
Pak Rivai Sadili dan Pak Dalrin, Pengelola Pantai Batu Dinding, Belinyu tentang sajian pantai yang dikelola ramah lingkungan..
Pak Ahmad, nelayan Tanjung Putat, Belinyu yang berasal dari Cirebon untuk cerita petualangan di lautnya..
Pak Supri, penjaga mercusuar Tanjung Kalian, Muntok untuk kisah perjuangan ..
Bu Totok, penjual kopi di depan Masjid Jami’ Muntok atas resep usahanya..
Bu Fina, penjual dan pengrajin terasi Toboali atas cerita produksi terasinya..
Pak Hasbullah dan Ibu, kades Desa Kulur Ilir, Bangka Tengah yang telah menjamu dengan penuh kehangatan..
Pak Adi, penjaga Benteng Toboali yang secara sukarela menjadi guide wisata Toboali, Bangka Selatan..
Pak Taufik, penjaga Museum Timah, Pangkalpinang tentang konsistensi merawat museum..
Pak Rahman, nelayan Desa Kurau, Bangka Tengah..
Mas Zainal dan Mas Arif, pegawai KPP Pangkalpinang yang menemani perjalanan di Muntok.. Meriah..
Dewi dan Suri, yang meramaikan petualangan di pantai-pantai Belinyu.. smoga kegalauan kalian hilang..
Bapak pengganti ban bocor di Lubuk Besar, Bangka Tengah..
Bapak penjala ikan di Tanjung Berikat, Bangka Tengah atas kesediaannya menemaniku menikmati sunset..
Para nelayan penambang timah di Pantai Tanjung Ratu, yang berbagi cerita tentang timah..
Para penjual toko yang slalu ramah memberi petunjuk arah..
Para penjual bensin eceran, yang menenangkan perjalanan, meski harganya ecerannya absurd.. :P
Pemerintah Daerah yang telah membuat jejalanan begitu halus.. sehingga petualangan antarkota begitu mulus..
Serta, seluruh masyarakat Bangka yang telah memberikan keamanan dan keramahan selama perjalananku di Bangka.. Meski aku sendiri, aku merasa aman..
Teristimewa, untuk sahabat sejati Aulia Rahman Hakim yang telah menjadi malaikat pendampingku dalam bermacam urusan di Bangka dan Martyas Prakos Widi Nugroho yang telah meluangkan waktunya untuk menemaniku di Sungailiat.. Kalian begitu hebat.. Tanpa kalian, aku tak akan menyambangi Bangka, sbuah pulau yang begitu indah dan ramah.. :)
Semoga petualanganku di Bangka tidaklah sia-sia..
Bermakna..
Aku pun tetap bisa menjadi teman, sahabat dan saudara mereka..
Aku pun berada lagi dalam jalur yang benar.. Menebus dan Menebas..
Semoga..
Lovely Bangka..
Masjid Jami' Muntok, Masjid Tertua di Bangka |
Mengaduk Kopi Bangka. Salah satu kuliner yang tidak boleh terlewatkan di Pulau Bangka |
Museum Timah di Pangkalpinang. Merekam jejak sejarah pertambangan timah di Pulau Bangka |
0 komentar