Organisasi mahasiswa senantiasa dinamis-idealis |
Ketika UU BHP mulai diberlakukan tahun ini, salah satu implikasinya berkaitan dengan proses penerimaan mahasiswa barunya. Dengan adanya UU BHP, suatu perguruan tinggi (PT)–walaupun banyak yang membuka jalur khusus sejak beberapa tahun lalu–akan semakin dipermudah menerima mahasiswa yang ‘didambakannya’. Maksudnya, dengan jalur khusus, PT lebih leluasa mendapatkan mahasiswa yang punya kelebihan finansial. Ini sejalan dengan peran UU BHP yang menuntut PT lebih mandiri mendanai kegiatan operasionalnya.
Resultannya adalah terjadi semacam kastanisasi pada struktur mahasiswanya sebagai konsekuensi intensifnya penerimaan mahasiswa lewat jalur khusus. Distorsi antara jalur khusus dan jalur regular (SNMPTN) menimbulkan terjadinya semacam kesenjangan pada predikat mahasiswa yang tersematkannya.
Mahasiswa yang kaya adalah mahasiswa jalur khusus, sedangkan mahasiswa miskin atau menengah adalah mahasiswa jalur SNMPTN. Sekarang, pengategorian semacam ini umum terjadi pada banyak PTN/PTS di Indonesia dan ini jelas menjadi sinyal bahaya bagi upaya pembelajaran mahasiswa supaya menjadi agen perubahan bangsa.
Salah satu cara mereduksi kastanisasi mahasiswa itu adalah dengan penguatan fungsi dan peran organisasi kemahasiswaan (ormawa). Ormawa, baik senat, pers mahasiswa, himpunan mahasiswa jurusan, maupun yang lainnya, akan membantu terciptanya perhatian lugas bahwa mahasiswa semuanya adalah sama orientasinya, sama sebagai inisiator yang bertanggung jawab untuk mengubah bangsa ini lebih baik.
Dengan mengoptimalkan peran ormawa, mahasiswa yang berlatarbelakang beragam, dari mulai anak pejabat, pengusaha, PNS sampai petani, akan mampu dibentuk mindset bahwa mengkotak-kotakan predikat adalah laku penodaan atas identitas dan peran utama mahasiswa sebagai agen perubahan. Ormawa harus mampu membentuk persepsi seragam bahwa mahasiswa adalah tulang punggung bangsa. Akhirnya, penyadaran itu harus ditindaklanjuti dengan pelaksanaan kegiatan-kegiatan ormawa yang positif agar pembelajaran para mahasiswa terbingkai dalam pigura kebangsaan demi menciptakan Indonesia yang sejahtera.